Presiden Joko Widodo menjelaskan alasannya memilih Putra Mahkota Abu Dhabi Mohamed Bin Zayed, Presiden Softbank Masayoshi Son, dan mantan Perdana Menteri Inggris Tony Blair sebagai dewan pengarah pembangunan ibu kota baru.
Menurut Jokowi, Zayed dipilih sebagai anggota dewan pengarah pembangunan ibu kota baru karena memiliki pengalaman merombak Abu Dhabi. Zayed juga punya rekam jejak dalam membangun Masgar City yang dinilai berguna dalam merancang ibu kota baru.
“Dia memiliki reputasi yang baik di dunia,” kata Jokowi di Hotel Ritz Carlton, Jakarta, Kamis (16/1).
(Baca: Bappenas Ungkap 5 Negara yang Tertarik Berinvestasi di Ibu Kota Baru)
Adapun Masayoshi dipilih karena dianggap memiliki reputasi yang baik di bidang teknologi dan keuangan. Kapabilitas di kedua sektor tersebut, menurut Jokowi, dapat membantu lantaran Indonesia perlu mencai investor untuk membangun ibu kota baru.
Selain itu, Jokowi juga ingin ibu kota baru menggunakan teknologi tinggi seperti kendaraan otonom alias tanpa awak di ibu kota baru. “Masayoshi Son mempunyai reputasi yang baik di bidang teknologi dan keuangan,” jelas dia.
Adapun, Jokowi memilih Tony Blair karena dianggap memiliki reputasi yang baik di bidang pemerintahan. Ini mengingat rekam jejak Tony Blair sebagai mantan perdana menteri Inggris.
(Baca: Mengenal Sovereign Wealth Fund yang Ingin Dibentuk Jokowi)
Dengan kehadiran ketiga orang tersebut, Jokowi berharap para investor bisa percaya dengan pembangunan ibu kota baru Indonesia. Alhasil, mereka tertarik untuk menanamkan modalnya dalam proyek tersebut.
“Saya kira memang kita ingin bangun trust internasional atas apa yang ingin kita kerjakan,” kata dia.