Presiden Jokowi mengatakan, transportasi massal di ibu kota baru akan menggunakan teknologi otonom (autonomous), alias dikemudikan tanpa awak.
“Kami mau bangun transportasi di sana umumnya, massalnya adalah autonomous,” kata Jokowi di Rafles Hotel, Jakarta, Rabu (15/1). Kendaraan pribadi juga diharapkan bisa memiliki teknologi yang sama.
Selain itu, kendaraan diharapkan menggunakan energi listrik sehingga rendah emisi dan berkontribusi pada penghematan bahan bakar minyak. “Sehingga semua murah,” ujarnya.
(Baca: Bertemu Investor Dunia, Jokowi Beberkan Rancangan Besar Ibu Kota Baru)
Lebih lanjut, Jokowi menginginkan pembangunan ibu kota baru tidak sekadar memindahkan gedung-gedung dari Jakarta. “Orang berpikir memindahkan lokasi, gedung, bukan itu. Kami ingin ada pemindahan kultur kerja,” kata dia.
Akhir Agustus lalu, Jokowi mengumumkan ibu kota baru akan berlokasi di Penajam Paser Utara dan Kutai Kertanegara, Kalimantan Timur. Luas dua kabupaten di Kalimantan Timur itu jauh lebih besar dari Jakarta.
Total dana pemindahan ibu kota sekitar Rp 486 triliun. Sebanyak 54,6% dari total dana ini atau Rp265,2 triliun akan dipenuhi melalui Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha.
(Baca: Jokowi Izinkan Namanya Dicatut untuk Selesaikan Masalah Investasi)
Sedangkan pihak swasta akan berkontribusi sekitar 26,2%. Sisanya, 19,2% atau sekitar Rp 93,5 triliun berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.