Nadiem Janji Bebaskan Guru Berinovasi dalam Mengajar

ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim (kanan) di Kantor Presiden, Jakarta, Kamis (31/10/2019). Nadiem berjanji memberikan ruang bagi guru untuk berinovasi. Tujuannya, agar pengajar hingga murid dapat belajar dengan mandiri dan kreatif.
25/11/2019, 11.54 WIB

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan atau Mendikbud Nadiem Makarim berjanji akan memberikan ruang bagi guru untuk terus berinovasi. Tujuannya, agar pengajar hingga murid dapat belajar dengan mandiri dan kreatif.

Usai peringatan Hari Guru Nasional, Nadiem mengatakan guru yang merdeka untuk berinovasi menjadi fokus pembenahan yang akan dilakukannya. Dia juga menyampaikan agar guru berperan sebagai penggerak kemajuan pendidikan.

“Itu yang akan terus kami bantu,” kata Nadiem di Kantor Kemendikbud, Jakarta, Senin (25/11).

(Baca: Lima Ajakan Nadiem kepada Guru untuk Ubah Cara Mengajar di Kelas)

Nadiem mengatakan guru penggerak ini berbeda dengan pendidik biasa lantaran mereka akan mendahulukan kemajuan muridnya dengan inisiatif sendiri. Dia yakin setiap unit pendidikan di Indonesia memiliki tipe guru seperti ini.

“Guru itu akan mengambil tindakan tanpa diperintah untuk melakukan yang terbaik,” kata Nadiem.

Pendiri Gojek itu juga menjelaskan reformasi dan peningkatan kualitas pendidikan tak bisa hanya dilakukan oleh pemerintah saja. Makanya ia berharap seluruh guru bisa menjadi penggerak untuk membawa sistem pendidikan ke arah lebih baik.

Pemerintah dalam hal ini akan terus membantu memerdekakan guru penggerak agar terus menghasilkan inovasi. “Kami coba eksperimen, mungkin tidak terlalu berhasil tapi terus mencoba,” ujarnya.

Sebelumnya, pidato Nadiem dalam peringatan Hari Guru Nasional telah disebarkan oleh Kemendikbud pada Sabtu (23/11) lalu. Pesannya adalah mendorong para guru untuk melakukan perubahan kecil yang dimulai dari lima langkah kecil.

(Baca: Pidato Nadiem soal Sistem Pendidikan Diapresiasi Komisi Anak )

Pertama, mengajak murid berdiskusi. Kedua, memberi kesempatan murid untuk mengajar di kelas. Ketiga, mencetuskan proyek bakti sosial yang melibatkan seluruh kelas.

Keempat, menemukan bakat dalam diri murid yang kurang percaya diri. Kelima, menawarkan bantuan kepada guru yang sedang mengalami kesulitan.

Ia memahami, perubahan merupakan hal yang sulit dan penuh dengan ketidaknyamanan. Namun, perubahan berawal dan berakhir dari guru. “Apapun perubahan kecil itu, jika setiap guru melakukannya secara serentak, kapal besar bernama Indonesia pasti bergerak,” kata Nadiem.

Reporter: Antara