Agung Firman Sampurna terpilih menjadi Ketua Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) periode 2019-2024 menggantikan Moermahadi Soerja Djanegara yang habis masa jabatannya. Hal itu diputuskan dalam Sidang Anggota BPK pada Senin (21/10).
Agung Firman sebelumnya menjabat sebagai anggota BPK I sejak 2014. Agung adalah putra daerah dari Palembang, Sumatera Selatan. Ia lahir di Madiun, 19 November 1971. Ayahnya adalah politisi senior dari Partai Golkar, Kahar Muzakir.
Agung menuntaskan pendidikan dasar hingga perguruan tinggi di Palembang. Ia meraih gelar sarjana ekonomi dari Universitas Sriwijaya pada 1996. Ia melanjutkan pendidikannya ke jenjang pascasarjana Program Studi Administrasi dan Kebijakan Publik, Universitas Indonesia (UI) dan lulus pada 1998.
(Baca: Agung Firman Sampurna Terpilih Jadi Ketua BPK)
Meniti Karier sebagai Birokrat
Agung memulai kariernya sebagai staf bagian organisasi dan tata laksana Sekretariat Wilayah Daerah (Setwilda) Tingkat II Kabupaten Musi Banyuasin pada 1998-1999. Kinerjanya yang bagus membuatnya dipromosikan menjadi Pelaksana Harian Kepala Kantor Pengolahan Data Elektronik Kabupaten Musi Banyuasin. Kemudian, ia menjadi staf Sekretariat Daerah Kabupaten Banyuasin.
Karier Agung terus melesat. Ia menduduki jabatan Kepala Sub Bagian Program Sekretariat KPUD Sumatera Selatan pada 2004-2005. Tak lama kemudian, ia ditarik menjadi pegawai fungsional umum pada Pusat Kajian Sumber Daya Aparatur Lembaga Administrasi Negara (LAN) pada 2007-2011. Sejak 2011, ia ditugaskan sebagai fungsional umum di Pusat Kajian Manajemen Kebijakan LAN.
Semasa bertugas di LAN, Agung melanjutkan pendidikannya ke jenjang S3 di Program Studi Administrasi dan Kebijakan Publik Universitas Indonesia. Disertasi berjudul "Skenario Kebijakan Desentralisasi Fiskal Indonesia Masa Depan" berhasil membuatnya meraih gelar doktor bidang administrasi dan kebijakan publik.
(Baca: Daniel Lumban Tobing, Politisi PDIP yang Kini Jadi Anggota BPK)
Peraih Bintang Mahaputra Nararya
Agung mengikuti pemilihan calon anggota BPK pada 2012 dan berhasil lolos. Ia menjabat sebagai anggota III BPK sejak April 2012 hingga Juli 2013. Ia menjadi anggota V BPK periode Juli 2013-Oktober 2014 lalu ditetapkan menjadi anggota I BPK periode Oktober 2014-April 2017. Jabatan terakhirnya sebelum menjadi ketua BPK adalah anggota BPK I periode April 2017-Oktober 2019.
Agung memang menjadi kandidat kuat ketua BPK karena berhasil memimpin Auditorat Utama Keuangan Negara (AKN) sejak 2012 hingga saat ini. Agung menjadi salah satu penerima penghargaan Bintang Mahaputra Nararya pada 2014 dari Presiden Joko Widodo. Ini merupakan penghargaan tertinggi bagi rakyat sipil.
Agung juga pernah menerbitkan satu buku pada 1999 berjudul Utang Luar Negeri Indonesia: Argumen, Relevansi, dan Implikasinya bagi Pembangunan. Pria yang meraih juara pertama Lomba Karya Tulis Ilmiah bidang Ilmu Pengetahuan Sosial di Sumatera Selatan dan DKI Jakarta ini gencar mendorong mahasiswa menghasilkan karya tulis ilmiah. Ia menilai budaya menulis civitas akademika di Indonesia masih rendah.
"Kami ingin mendorong agar civitas akademika membuat karya tulis ilmiah agar lebih produktif. Metodologi riset di Indonesia baru diajarkan di perguruan tinggi, padahal di negara maju sudah ada di SMP atau SMA," ujar Agung usai Seminar Nasional dan Call for Papers Sriwijaya Economics and Business Conference di Universitas Sriwijaya 2015, seperti dikutip Tribun Palembang.
(Baca: Pius Lustrilanang, Anggota BPK yang Pernah Diculik saat Jadi Aktivis)