Kerusuhan di Deiyai, Dua Warga Sipil dan TNI Meninggal

ANTARA FOTO/NOVRIAN ARBI
Massa yang tergabung dalam Ikatan Mahasiswa Papua Sejawa-Bali melakukan aksi unjukrasa damai di Depan Gedung Sate, Bandung, Jawa Barat, Senin (19/8/2019). Aksi tersebut merupakan aksi solidaritas dan bentuk protes terhadap kekerasan serta diskriminasi rasial terhadap warga Papua yang terjadi di sejumlah kota yakni Surabaya, Malang dan Makassar.
Penulis: Dimas Jarot Bayu
28/8/2019, 22.06 WIB

Secara terpisah, Kepala Bidang Humas Polda Papua Kombes Pol Kamal menambahkan, ada lima orang aparat yang terluka atas peristiwa tersebut. Kamal mengatakan, kelima aparat yang berasal dari TNI dan Kepolisian itu terkena anak panah.

Menurut Kamal, insiden kerusuhan di depan Kantor Bupati Deiyai bermula dari aksi unjuk rasa yang dilakukan sekitar 100 orang dengan berorasi pada pukul 13.00 WIT. Namun tiba-tiba datang sekitar seribu orang pada pukul 14.00 WIT yang berlari-lari kecil dan sebagian di antara mereka menyerang aparat.

Dia mengatakan, massa menyerang mobil yang sebelumnya ditumpangi anggota TNI. Mereka juga merampas 10 senjata api jenis SS1 beserta magasin berisi amunisi yang berada di dalam mobil tersebut. Melihat itu, aparat berupaya melakukan pengamanan. Hanya saja, terjadi perlawanan dengan menggunakan senjata tajam, panah, dan batu.

"Bahkan terdengar suara tembakan dari arah massa, sehingga anggota membalas tembakan massa yang menyerang," kata Kamal dalam keterangan tertulisnya kepada Katadata.co.id.

(Baca: Jokowi Perintahkan Polisi Tindak Tegas Diskriminasi Papua)

Halaman: