Gempa bumi dengan magnitudo 4,9 mengguncang Kabupaten Jembrana, Provinsi Bali, pada pukul 06.51 Wita, hari ini (12/8). Tak lama berselang, terjadi lindu susulan bermagnitudo 4,4.
Berdasarkan laman resmi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), gempa Jembrana yang pertama terjadi di 8,87 lintang selatan-114,47 bujur timur dengan kedalaman 82 kilometer. Pusat gempa bumi berada di laut 59 kilometer barat daya Jembrana.
Namun, getarannya dirasakan sampai Kuta dengan skala III Modified Mercalli Intensity (MMI), II-III MMI di Banyuwangi (Jawa Timur), II-III MMI di Jembrana, II MMI di Jimbaran, II MMI di Nusa Dua, dan II MMI di Denpasar.
(Baca: Gempa Bumi Magnitudo 5,3 Guncang Laut Sulawesi Utara)
Skala Mercalli merupakan salah satu satuan untuk mengukur kekuatan gempa bumi, terutama jika tidak terdapat peralatan sesimometer di tempat kejadian, seperti dikutip dari laman BMKG. Dalam skala II, getaran dirasakan oleh beberapa orang dan benda-benda ringan yang digantung bergoyang.
Skala IV, gempa dirasakan banyak orang di dalam rumah, di luar rumah serta ditandai antara lain jendela atau pintu berderik dan dinding berbunyi. Pada skala V, getaran dirasakan hampir semua orang ditandai dengan barang terpelanting, tiang dan barang besar bergoyang.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Bali menyatakan hingga saat ini nihil kerusakan akibat gempa Jembrana tersebut. "Namun kami juga masih terus melakukan pendataan," kata Kepala Pelaksana BPBD Bali I Made Rentin, di Denpasar, Senin (12/8).
(Baca: BMKG Sebut Informasi Gempa Susulan Bermagnitudo 9 Hoaks)
Berdasarkan keterangan Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Rahmat Triyono, gempa bumi ini diakibatkan oleh aktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia yang menyusup ke bawah Lempang Eurasia. Hal itu mengacu pada lokasi episenter dan kedalaman hiposenter.
Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi ini dibangkitkan oleh deformasi batuan dengan mekanisme pergerakan jenis sesar naik (Thrust Fault).
Meski begitu, hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi ini tidak berpotensi tsunami. Hingga pukul 07.12 Wita, hasil monitoring BMKG menunjukkan adanya tiga kali gempa susulan (aftershocks).
Masyarakat diimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
(Baca: BMKG Sebut Informasi Gempa Susulan Bermagnitudo 9 Hoaks)