APKASI dan Bukalapak Sepakat Daringkan UKM di 416 Kabupaten

Katadata
Penulis: - Tim Publikasi Katadata
Editor: Arsip
8/7/2019, 10.25 WIB

 

Anas menjelaskan, pengembangan kolaborasi pariwisata ini sekaligus bagian dari strategi mendorong pemajuan seni-budaya daerah, karena makin kuat konten kearifan lokalnya, makin kuat pula daya tariknya untuk pengunjung. "Untuk crossborder tourism, saya sudah sampaikan ke Pak Menteri, pilot project kerja sama ini akan dibuat di beberapa kabupaten, misalnya salah satunya Kabupaten Belu, NTT," katanya. Anas menambahkan wisata lintas batas negara bisa mengungkit perekonomian kabupaten yang wilayah perbatasannya telah dibangun oleh pemerintah pusat dengan ikon-ikon yang menarik.

 

Menurut Anas, strategi crossborder tourism yang diinisiasi Kementerian Pariwisata harus disambut APKASI karena akan sangat mendukung pengembangan kabupaten-kabupaten yang menjadi perbatasan negara. Pasarnya datang dari negara-negara tetangga, seperti Malaysia, Thailand, Filipina, Papua Nugini, dan Timor Leste. "Sudah banyak kisah sukses crossborder tourism. Perancis misalnya, sekitar 50 persen wismannya diperoleh dari negara yang berbatasan dengannya,” kata Anas.

 

Ia memberi contoh negara lain yang mendapat limpahan cukup besar dari border tourits, termasuk Belgia 51 persen, Thailand sekitar 45 persen, dan Malaysia 60 persen. Oleh karena itu kata Anas kesempatan yang sama bisa diperoleh kabupaten terdepan untuk menjadi mesin penyedot wisatawan mancanegara, yang otomatis akan menggerakkan ekonomi kabupaten itu.

 

Sementara itu terkait pengembangan desa wisata, APKASI siap berkolaborasi dengan Kementerian Pariwisata untuk menyukseskan program desa wisata sesuai visi Presiden Joko Widodo untuk membangun bangsa dari pinggiran, termasuk desa dengan memanfaatkan budaya, alam, dan kreativitas warganya. Di Indonesia, total ada sekitar 83.000 desa/setingkat desa. Dari jumlah itu, sekitar 10 persennya berpotensi menjadi desa wisata.

 

"APKASI siap menyukseskan target 2.000 Desa Wisata Mandiri yang dicanangkan pemerintah pusat. Bukan hanya desa wisata rintisan, berkembang, dan maju, tapi sudah mengarah ke mandiri," ungkap Anas..

 

Terkait pengembangan homestay, Anas menambahkan fokusnya adalah mengangkat kearifan arsitektur khas lokal untuk diimplementasikan dalam homestay-homestay dengan pendampingan Kementerian Pariwisata. Di Kementerian Pariwisata sudah ada ribuan kamar penduduk di desa-desa yang diaktivasi menjadi homestay. Selain itu, ada arsitektur khas lokal yang diusung sehingga jadi daya tarik. “Nah itu akan dikerjasamakan APKASI agar merata ke semakin banyak kabupaten di Tanah Air," kata Anas.

Halaman: