BPMA Sebut Pembahasan PoD Blok Lhokseumawe Mendekati Tahap Final

Katadata
Ilustrasi Blok Migas
25/6/2019, 17.00 WIB

Badan Pengelola Migas Aceh (BPMA) menyatakan, pembahasan mengenai rencana pengembangan (PoD) Blok Lhokseumawe di Aceh mendekati tahap final. Adapun operator blok migas tersebut, Zaratex N.V, telah melakukan eksplorasi selama 14 tahun dan menemukan cadangan terbukti 59,37 miliar standar kaki kubik (bscf).

Pelaksana tugas (Plt) Kepala BPMA Azhari Idris mengatakan, pihaknya tengah berkonsultasi dengan Pemerintah Daerah Aceh untuk pembahasan lebih lanjut. Nantinya, hasil pembahasan akan dipresentasikan ke Menteri dan Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).

"Tinggal nanti kami presentasi lagi ke Pak Menteri dan Pak Wamen untuk lanjutan rencana pembangunan fasilitas selanjutnya," kata Azhari kepada Katadata.co.id, Jumat pekan lalu.

(Baca: DPR Minta Jonan Setujui Rencana Pengembangan Blok Lhokseumawe)

Ia menerangkan, pembahasan rencana pengembangan blok migas di Aceh memang berbeda dengan di provinsi lain. Rencana pengembangan harus didiskusikan terlebih dulu dengan Gubernur Aceh, dan mendapat persetujuan dari Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Aceh.

Melihat perkembangan sejauh ini, ia menyebut pembahasan POD telah mendekati fase final. Sebab, “Pak Menteri juga sudah memberikan disposisi untuk pembahasan lanjutan. Minggu-minggu depan ini akan ada diskusi mengenai itu," ujarnya.

Di sisi lain, Direktur Jenderal Migas Kementerian ESDM Djoko Siswanto hanya menyampaikan bahwa PoD Blok Lhokseumawe sedang diproses. Ia tidak membeberkan secara detail proses yang tengah berjalan. "Masih dalam proses," kata dia kepada Katadata.co.id, Senin (24/6) lalu.

(Baca: Terwujudnya POD LNG Abadi Blok Masela, Picu Investasi Migas Indonesia)

Blok Lhokseumawe terletak di lepas pantai Aceh. Zaratex memenangkan lelang Blok Lhoksumawe pada Mei 2005 dan mulai melakukan ekplorasi di blok tersebut pada tahun yang sama. Masa eksplorasi Zaratex sebenarnya sampai 2015. Namun, Zaratex mendapatkan perpanjangan masa eksplorasi.

Dari hasil eksplorasi selama sekitar 14 tahun, perusahaan menemukan cadangan terbukti sebesar 59,37 miliar standar kaki kubik (bscf) dan cadangan potensial sebesar 67,38 bscf.