Calon presiden –calon wakil presiden no urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno menyatakan menolak hasil perhitungan suara Komisi Pemilihan Umum (KPU). Prabowo mengklaim telah memenangkan mandat rakyat dalam Pilpres 2019 dan meminta pendukungnya terus berjuang.
“Kami masih menaruh harapan kepadamu (KPU) tapi yang jelas sikap saya adalah akan menolak hasil perhitungan pemilihan yang curang. Kami tidak bisa menerima ketidakadilan dan ketidakjujuran,” kata Prabowo saat berbicara dalam acara 'Mengungkap Fakta-Fakta Kecurangan Pilpres 2019' di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta Pusat, Selasa (14/5).
(Baca: Gerakan People Power, Siasat Terakhir Prabowo Jelang 22 Mei)
Badan Pemenangan Nasional mengklaim pasangan Prabowo -Sandi meraih 54,24% suara atau unggul dari Jokowi-Ma'ruf Amin yang mendapat 44,14%. Hasil penghitungan itu berdasarkan formulir C1 yang mencapai 54,91% atau 444.976 dari 813.350 TPS.
Sementara itu, berdasarkan hasil Sistem Perhitungan Suara Nasional pada Selasa (14/5) yang mencapai 81,9% atau 666.475 dari 813.350 TPS, suara terbanyak diperoleh Jokowi-Ma’ruf sebanyak 70,6 juta atau 56,26%. Sementara Prabowo-Sandi memperoleh 54,8 juta (43,74%).
Prabowo menyatakan alasan tak menerima hasil perhitungan suara KPU karena menganggapnya curang. “Kami tidak bisa menerima ketidakadilan dan ketidak jujuran,” kata Prabowo.
(Baca: Para Tokoh Islam Serukan Penolakan People Power Hasil Pilpres)
Prabowo mengatakan dirinya dan Sandi tidak memiliki ambisi pribadi menjadi presiden dan wakil presiden. Prabowo mengklaim upaya memperjuangkan kemenangan demi kepentingan rakyat.
“Kami telah memenangkan mandat dari rakyat. Kalau kami menyerah berati kami menyerah kepada tidak keadilan itu artinya kami berkhianat kepada bangsa, negara, rakyat,” kata Prabowo.
Di tempat yang sama, Sandi memaparkan beberapa indikasi kecurangan Pemilu 2019 seperti politik uang, Daftar Pemilih Tetap yang bermasalah, sebanyak 6,5 juta pemilih yang tidak mendapat undangan saat hari pencoblosan dan persoalan logistik.
"Kami ingin mengajak saudara-saudara untuk terus berjuang sekuat tenaga sampai titik darah penghabisan,” kata Sandi yang dibalas pekik takbir oleh para pendukungnya.
(Baca: Menang 5,3 Juta Suara di Jabar, Kubu Prabowo Enggan Teken Hasil KPU)
Ketua Badan Pemenangan Nasional (BPN) Djoko Santoso menegaskan sikap lembaganya menolak hasil perhitungan KPU. "Saya ulangi, kami Badan Pemenangan Nasional Prabowo Sandi bersama rakyat Indonesia yang sadar demokrasi menolak hasil perhitungan suara dari KPU RI yang sedang berjalan," katanya.
Djoko menyatakan telah menyampaikan keberatannya terkait hasil Pemilu dengan mengirim surat kepada KPU pada 1 Mei 2019 tentang audit IT KPU. Dalam surat tersebut, BPN meminta dan mendesak penghentian perhitungan suara yang dilakukan oleh KPU karena dianggap terjadi kecurangan secara terstruktur, sistematis dan masif.
(Baca: TKN Sebut Prabowo Gunakan Strategi Konflik Venezuela)