Real Count Sementara Menunjukkan Jokowi Unggul di Lima Region

ANTARA FOTO/Wahyu Putro A
Pasangan capres-cawapres nomor urut 01 Joko Widodo (kiri) dan Ma'ruf Amin mengikuti debat kelima Pilpres 2019 di Hotel Sultan, Jakarta, Sabtu (13/4/2019).
Penulis: Agung Jatmiko
26/4/2019, 14.50 WIB

Real count atau proses penghitungan suara Pilpres 2019 masih dilakukan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU). Terlihat pada situs resmi KPU, data yang masuk per Jumat (26/4) pukul 13.30 tercatat telah mencapai 37% yang berasal dari 301.011 dari 813.350 TPSTempat Pemungutan Suara (TPS).

Dari total 34 provinsi plus luar negeri, real count sementara KPU menunjukkan Jokowi-Ma'ruf memimpin perolehan suara di 21 provinsi, lebih tinggi dibanding hasil real count sementara KPU awal pekan yang menunjukkan Jokowi-Ma'ruf unggul di 20 provinsi.

Ke-21 provinsi tersebut antara lain Sumatera Utara, Lampung, Bangka Belitung, Kepulauan Riau, DKI Jakarta, Bali, Jawa Tengah, Jawa Timur, Daerah Istimewa Yogyakarta, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Gorontalo, Sulawesi Barat, Maluku, Papua dan Papua Barat.

Data real count sementara KPU menunjukkan paslon nomor urut 01 Jokowi-Ma'ruf memimpin dengan perolehan suara sementara mencapai 56,24% dengan jumlah suara sebanyak 31.796.232 suara. Sementara, Prabowo-Sandiaga sementara mengumpulkan 24.738.867 atau 43,76%.

Selain itu, real count sementara KPU juga menunjukkan Jokowi-Ma'ruf memimpin perolehan suara di daerah pemilihan luar negeri, dengan jumlah suara sementara mencapai 314.887 . Sementara, Prabowo-Sandiaga memperoleh suara 116.807  di luar negeri.

Dari segi Region atau wilayah yang lebih luas, Jokowi-Ma'ruf memimpin real count sementara di lima Region. Penulis membagi real count sementara Pilpres 2019 ke dalam tujuh Region, antara lain Region I (Pulau Sumatera), Region II (Pulau Jawa), Region III (Pulau Kalimantan), Region IV (Pulau Sulawesi), Region V (Bali, NTB dan NTT), Region VI (Maluku dan Maluku Utara), Region VII (Papua dan Papua Barat).

Dari real count sementara KPU Pilpres 2019 terlihat Prabowo-Sandiaga memimpin di Region I dengan perolehan suara sebanyak 9.365.109 sementara Jokowi-Ma'ruf memperoleh 7.074.432 suara. Artinya, di Region I selisih suara antara keduanya adalah 2.290.677 suara.

Di Region II, yakni Pulau Jawa, paslon nomor urut 01 Jokowi-Ma'ruf memimpin real count sementara Pilpres 2019, dengan perolehan suara 15.542.867 suara dengan dominasi di Jawa Timur dan Jawa Tengah. Sementara, Prabowo-Sandiaga memperoleh 8.904.875 suara dengan dominasi di Jawa Barat dan Banten. Selisih suara kedua paslon di Region II ini adalah sebesar 6.637.992 suara.

Di Region III, yakni Pulau Kalimantan, real count sementara Pilpres 2019 juga dipimpin oleh paslon nomor urut 01 Jokowi-Ma'ruf dengan perolehan 2.488.002 suara. Sementara, Prabowo-Sandiaga memperoleh 2.056.283 suara. Selisih suara keduanya di Region III ini adalah sebesar 431.719 suara.

Di Region IV, yakni Pulau Sulawesi, real count sementara Pilpres 2019 menunjukkan perolehan suara dipimpin oleh paslon nomor urut 02 dengan torehan suara sementara sebanyak 3.040.446. Sementara, Jokowi-Ma'ruf memperoleh 3.016.553 suara. Selisih perolehan suara keduanya di Region ini adalah tergolong tipis, yaitu sebesar 23.893 suara.

Di Region V, yang terdiri dari tiga provinsi, pemimpin perolehan suara Pilpres 2019 yang ditunjukkan pada real count sementara adalah Jokowi-Ma'ruf dengan torehan 2.966.277. Sementara, Prabowo-Sandiaga hanya memperoleh 971.611 suara. Selisih perolehan suara keduanya di Region V ini cukup jauh, yaitu 1.994.666 suara.

Di Region VI, yang terdiri dari dua provinsi, hasil sementara real count Pilpres 2019 menunjukkan Jokowi-Ma'ruf unggul dengan perolehan suara 314.298 suara. Sementara, Prabowo-Sandiaga memperoleh 263.035 suara. Selisih antara keduanya adalah sebesar 51.263 suara.

Terakhir, di Region VII yang juga terdiri dari dua provinsi, pemimpin sementara perolehan suara Pilpres 2019 adalah Jokowi-Ma'ruf dengan raihan 78.916 suara. Sementara, Prabowo-Sandiaga memperoleh suara sebanyak 20.701 suara. Perbedaan suara dua paslon ini di Region VII adalah sebesar 58.215 suara.

(Baca: Wiranto Minta Masyarakat Apresiasi Pemilu Serentak 2019)

Deklarasi Kemenangan dan Tuduhan Kecurangan

Sebelumnya, paslon nomor urut 02 Prabowo-Sandiaga mendeklarasikan kemenangannya pada Pilpres 2019 dengan perolehan suara mencapai 62%. Sementara, kubu Jokowi-Ma'ruf meminta masyarakat menunggu hasil resmi KPU.

Seruan untuk menahan diri juga disuarakan oleh Kelompok Masyarakat Sipil, yang menyayangkan adanya pernyataan kemenangan oleh kandidat Pilpres di tengah masih berlangsungnya proses real count.

Perwakilan Kelompok Masyarakat Sipil Sunanto berharap, peserta Pilpres 2019 mengedepankan sikap yang membawa perdamaian sehingga masyarakat tidak terpecah belah. "Jangan melontarkan pernyataan yang spekulatif, provokatif, dan membelah masyarakat. Kedepankan perilaku yang proporsional dan berbasis komitmen berdemokrasi secara konstitusional," ujarnya di Kantor Dakwah PP Muhammadiyah, Jakarta, Minggu (21/4).

Selain mendeklarasikan kemenangan, kubu paslon Probowo-Sandiaga juga menuduh pelaksanaan Pilpres 2019 dipenuhi oleh kecurangan. Prabowo mengklaim banyak mendapat laporan atas keganjilan Pilpres 2019, seperti dugaan atas banyaknya surat suara di beberapa TPS yang telah tercoblos pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 01 Jokowi-Maruf.

Selain itu, Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno menyebut ada banyak Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang melakukan kecurangan selama Pemilihan Umum (Pemilu) 2019.

Tuduhan adanya kecurangan ini kemudian direspon oleh Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf, Moeldoko. Menurutnya, emestinya Prabowo tak buru-buru mengeluarkan pernyataan semacam itu. Sebab, kecurangan harus dibuktikan. Ia menjelaskan, Prabowo semestinya melaporkan kepada lembaga yang berwenang seperti Badan Pengawas Pemilu, Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu, Polisi, Pengadilan Tata Usaha Negara, hingga Mahkamah Konstitusi.

Tak hanya TKN, Anggota Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) Hasyim Asyari meminta seluruh pihak berhati-hati ketika menyebut Pemilu 2019 kacau. Hasyim mempertanyakan apa indikator dan bukti adanya kekacauan itu. Ia mengatakan, Komisi Pemilihan Umum (KPU) masih menghitung suara. Saat ini prosesnya dalam tahapan rekapitulasi hasil penghitungan suara. Rekapitulasi berjalan di tingkat kecamatan dan kabupaten/kota.

Karena itu, Hasyim menilai tak pantas ada pernyataan pemilu curang sebelum pesta demokrasi ini benar-benar selesai. "Kita harus hati-hati dan imamnya publik. Jadi kalau ada statement kekacauan Pemilu, bagi saya tanda tanya," kata Hasyim di Kantor Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu), Jakarta, Jumat (26/4).

(Baca: Dewan Kehormatan Peringatkan Tak Asal Tuduh Pemilu 2019 Curang)