Film "Kucumbu Tubuh Indahku" Ditolak, Garin Nugroho Buka Suara

Instagram fourcoloursfilms
Sutradara Kucumbu Tubuh Indahku Garin Nugroho menanggapi penolakan filmnya. Menurut dia, penolakan itu akan menurunkan daya kerja serta inovasi warga negara, terutama pelaku perfilman nasional.
Penulis: Michael Reily
Editor: Sorta Tobing
26/4/2019, 08.06 WIB

Film Kucumbu Tubuh Indahku yang tayang di jaringan bioskop nasional sejak 18 April 2019 menuai kontroversi. Penolakan film yang mengangkat konteks perjalanan tubuh seorang penari lengger muncul di situs petisi Change.org.

Sutradara Kucumbu Tubuh Indahku Garin Nugroho pun menanggapi penolakan film itu dengan tulisan berjudul Keprihatinan Atas Petisi Sebagai Penghakiman Massal dan Sensor Massal terhadap Karya dan Pikiran atas Keadilan.

Tulisan itu dia unggah lewat akun resmi Instagram @garin_film. "Petisi untuk tidak menonton film Kucumbu Tubuh Indahku lewat ajakan media sosial, tanpa proses dan ruang dialog, bahkan tanpa menonton telah diviralkan di media sosial," tulis Garin.

(Baca: 11 Soundtrack Film Kucumbu Tubuh Indahku dari Mondo Gascaro)

Dia menyebutkan penghakiman massal lewat media sosial kerap terjadi pada karya seni. Menurut dia, fungsi media sosial pun berubah menjadi tempat penghakiman massal tanpa proses keadilan, sehingga memicu anarkisme massal.

Garin menambahkan, anarkisme bakal mematikan keterbukaan daya pikir dan kualitas masyarakat. Selain itu, kegiatan itu juga akan menurunkan daya kerja serta inovasi warga negara, terutama pelaku perfilman nasional.

Dia juga menyorot kehidupan tanpa diskriminasi dan kekerasan sebagai bentuk demokrasi. "Kehendak untuk hidup bersama tanpa diskriminasi dan kekerasan tidak akan pernah mati dibungkam oleh apapun," ujar Garin.

(Baca: Jaya di Festival, Ave Maryam & Kucumbu Tubuh Indahku Tayang di Bioskop)

Salah satu petisi penolakan film yang viral adalah milik Budi Robantoro yang memberikan usulan kepada Komisi Penyiaran Indonesia, Komisi Perlindungan Anak Indonesia, dan Majelis Ulama Indonesia. Ketika tulisan ini dipublikasikan, sebanyak 87.938 orang telah menandatangani petisi.

Budi memulai petisi sejak 4 hari yang lalu, 22 April 2019. Film Kucumbu Tubuh Indahku dan Garin Nugroho dianggap telah mendukung LGBT. Dia juga mengajak masyarakat menolak film itu dapat diputar di bioskop.

Dia juga memberikan tautan di petisi untuk menyaksikan trailer film Kucumbu Tubuh Indahku. "Naudzubillah. Ayo kita boikot!" tambah Budi.

Film Kucumbu Tubuh Indahku Raih Berbagai Penghargaan

Kucumbu Tubuh Indahku telah menyabet penghargaan internasional, seperti Bisanto D'oro Award Venice Independet Film Critic, Best Film Festival Des 3 Continents, serta Cultural Diversity Award under The Patronage of UNESCO Asia Pacific Screen Awards.

Garin juga berhasil meraih gelar film terbaik dan sutradara terbaik dalam Penghargaan Festival Film Tempo 2018. Kucumbu Tubuh Indahku merupakan hasil karya rumah produksi Four Colours Film.

(Baca: Starvision dan Falcon Pictures Angkat Kehidupan Buya Hamka dalam Film)

Film itu dibintangi Muhammad Khan dan Raditya Evandra. Selain itu, Sujiwo Tejo, Teuku Rifnu Wikana, Randy Pangalila, Endah Laras, serta Windarti juga berperan dalam film.

Filmnya berkisah tentang Juno, seorang penari lengger lanang. Lengger lanang adalah tarian perempuan yang dibawakan penari laki-laki. Dia pun harus berpindah tempat dari satu desa ke desa lain yang mengantarkannya pada berbagai pengalaman hidup.

Reporter: Michael Reily