Film "Kucumbu Tubuh Indahku" Ditolak, Garin Nugroho Buka Suara
Film Kucumbu Tubuh Indahku yang tayang di jaringan bioskop nasional sejak 18 April 2019 menuai kontroversi. Penolakan film yang mengangkat konteks perjalanan tubuh seorang penari lengger muncul di situs petisi Change.org.
Sutradara Kucumbu Tubuh Indahku Garin Nugroho pun menanggapi penolakan film itu dengan tulisan berjudul Keprihatinan Atas Petisi Sebagai Penghakiman Massal dan Sensor Massal terhadap Karya dan Pikiran atas Keadilan.
Tulisan itu dia unggah lewat akun resmi Instagram @garin_film. "Petisi untuk tidak menonton film Kucumbu Tubuh Indahku lewat ajakan media sosial, tanpa proses dan ruang dialog, bahkan tanpa menonton telah diviralkan di media sosial," tulis Garin.
(Baca: 11 Soundtrack Film Kucumbu Tubuh Indahku dari Mondo Gascaro)
Dia menyebutkan penghakiman massal lewat media sosial kerap terjadi pada karya seni. Menurut dia, fungsi media sosial pun berubah menjadi tempat penghakiman massal tanpa proses keadilan, sehingga memicu anarkisme massal.
Garin menambahkan, anarkisme bakal mematikan keterbukaan daya pikir dan kualitas masyarakat. Selain itu, kegiatan itu juga akan menurunkan daya kerja serta inovasi warga negara, terutama pelaku perfilman nasional.
Dia juga menyorot kehidupan tanpa diskriminasi dan kekerasan sebagai bentuk demokrasi. "Kehendak untuk hidup bersama tanpa diskriminasi dan kekerasan tidak akan pernah mati dibungkam oleh apapun," ujar Garin.
(Baca: Jaya di Festival, Ave Maryam & Kucumbu Tubuh Indahku Tayang di Bioskop)