Lembaga Indopolling Network merilis survei yang menunjukkan elektabilitas Joko Widodo-Ma'ruf Amin masih terpaut jauh dari Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Dalam survei tersebut, Jokowi mendapatkan elektabilitas 57,4%, sedangkan Prabowo hanya meraup 32,5%. Adapun pemilih yang belum menentukan pilihan hanya 10,1%.
Direktur Indopolling Network Wilhelmus Wempy menyatakan selisih atau gap elektabilitas kedua calon dalam survei sangat signifikan. Kondisi ini diperkirakan berlanjut hingga Pemilihan Presiden 2019 kecuali ada peristiwa atau kejadian luar biasa.
"Kalau tidak ada kejadian luar biasa sampai hari H, pasangan nomor urut 01 potensi memenangi Pilpres," kata Wempy di Jakarta, Jumat (12/4).
(Baca: LSI Denny JA: Jokowi Berpotensi Menang Telak dari Prabowo)
Survei dilakukan dengan metode multi random sampling pada 3-8 April 2019 dengan melibatkan 1.080 responden. Tingkat toleransi kesalahan (margin of error) mencapai 2,98% dengan tingkat kepercayaan sebesar 95%.
Wempy menyatakan tingginya elektabilitas Jokowi sejalan dengan tingkat kepuasan responden atas kinerja presiden petahana itu. Dari data Indopolling, 16,7% responden yang disurvei merasa sangat puas dengan kerja Jokowi hampir lima tahun belakangan. Sedangkan 50,6% merasa puas dengan yang dilakukan Jokowi.
"Kepuasan publik atas kinerja Jokowi jadi faktor meningkatnya elektabilitas," kata Wempy.
Dia juga menyebut selisih besar ini juga dikarenakan kepribadian Prabowo yang emosional hingga adanya dukungan oleh kelompok yang dianggap memberi dukungan terhadap khilafah.
(Baca: Survei SMRC: Elektabilitas Jokowi Tergerus Hoaks Antek Tiongkok)
Dari data Indopolling, 19,3% responden yang tak akan memilih Prabowo beralasan mantan Danjen Kopassus itu memiliki kepribadian yang emosional. Sedangkan 1,4% responden yang tak pilih Prabowo beranggapan capres 02 itu didukung pro khilafah.
Selain itu survei Indopolling mengatakan Prabowo dan Sandiaga unggul di Sumatera dengan elektabilitas 48,2% melawan Jokowi-Ma'ruf yang hanya dapat 45%. Pasangan 01 unggul di Jawa Tengah, Yogyakarta, dan Jawa Timur dengan elektabilitas 79,1% melawan 15,3%.
Sedangkan pertarungan dua calon ketat di Banten, DKI Jakarta, dan Jawa Barat di mana Jokowi hanya unggul 1% terhadap eletabilitas Prabowo sebesar 40%. "Sumatera tinggi karena secara historis Prabowo 2014 menang di Sumatera, Sandiaga juga datang (lahir) dari sana (Riau)," kata Wempy.