Calon wakil presiden Sandiaga Uno menyinggung masalah defisit Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan dalam debat kepresidenan putaran ketiga. Dia menjanjikan masalah defisit BPJS akan diselesaikan dalam 200 hari apabila memenangkan Pemilihan Presiden 2019 mendatang.
Sandi menyatakan akan melibatkan putra putri terbaik bangsa untuk menghitung dan menyelesaikan defisit BPJS. Salah satunya dia menemukan ahli dari Hongkong. "Kami panggil aktuaria terbaik, dari Hongkong saya pernah bertemu. Negara tidak boleh absen, tidak boleh pelit," kata Sandi saat debat di Hotel Sultan, Jakarta, Minggu (17/3).
(Baca: Sandiaga Siapkan Kejutan, Timses Jokowi-Ma'ruf Minta Bukan Jiplakan)
Sandi menyatakan Selain itu pelayanan tetap harus berjalan baik seperti tenaga kesehatan hingga obat dibayar tepat waktu."Kami pastikan dalam 200 hari pertama, akar masalah BPJS dan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) akan diselesaikan," kata dia..
Soal kesehatan ini dirinya mengingat kejadian yang menimpa seorang wanita bernama Lies di Sragen, Jawa Tengah lantaran BPJS dihentikan. Oleh sebab itu program ini akan disempurnakan spalagi dia mengaku mengerti akar masalah BPJS."Kebetulan saya orang keuangan," kata dia di segmen berikutnya.
Soal pencegahan sakit, Sandiaga juga mengaku akan memulai program promotif preventif olahraga selama 22 menit tiap hari. Dia mengaku telah menjalankan hal ini dan disebutnya hidup sehat dapat mencegah keluarnya biaya berobat masyarakat.
"Kami ingin masyarakat yang badan dan jiwanya sehat," kata dia.
(Baca: Survei SMRC Jelang Debat: Elektabilitas Jokowi 57,6%, Prabowo 31,8%)
Soal preventif, Maruf Amin juga mengaku akan menggalakkan gerakan masyarakat sehat (Germas). Selain itu program berbasis promosi hidup sehat juga akan disasar dengan pendekatan keluarga dan mendorong langkah lain demi mencegah masyarakat jatuh sakit.
"Serta mendorong agar tidak mengkonsumsi (asupan) yang tidak sehat, kata Ma'ruf.