Luhut : Mau Pilih 01 atau 02 Sesukamu, Asal Jangan Sebar Fitnah

Ajeng Dinar Ulfiana | KATADATA
Menko Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan dalam Indonesia Economic Day 2019, di Hotel Mulia, Jakarta (31/1).
22/2/2019, 19.18 WIB

Peredaran kabar bohong (hoaks) dan fitnah yang semakin marak menjelang pelaksanaan Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 menjadi perhatian Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan. Ia mengimbau para politisi untuk tidak menyebar kabar bohong yang mengabaikan pencapaian pemerintah dan merusak generasi muda.

Luhut menyentil para pihak yang kerap menebar kebohongan dan fitnah di sela-sela pidatonya di Center for Strategic and International Studies (CSIS), Jakarta, Jumat (22/2). Pada awalnya, Luhut menyampaikan capaian dan apa yang dikerjakan pemerintah di bidang kemaritiman. Namun usai membahas proyek pendalaman pelabuhan, tiba-tiba dia menyentil pihak yang seolah tidak mau mengerti hal-hal ini.

Bahkan, dia sempat menyinggung Pilpres dan maraknya fitnah. "Mau pilih 01, mau 02 suka-suka kamu, tapi jangan rusak pikiran anak muda dengan kebohongan dan fitnah," kata Luhut.

Dia bahkan menyebut banyak politisi yang tidak mau mengerti apa capaian pemerintah. Ketimbang memelihara kebohongan, lebih penting untuk mengatakan mana hal yang benar dan salah dengan jujur. "Jangan buat kebohongan publik untuk kepentingannya sendiri," kata Luhut.

(Baca: Maraknya Hoaks, Moeldoko: Kelompok Tertentu Ingin Dominasi Informasi)

Paparkan Prestasi Pemerintah

Sebelumnya, Luhut memaparkan beberapa capaian pemerintah di bidang kemaritiman yang dikoordinasikan di bawah kementeriannya. Beberapa di antaranya adalah pengembangan bandara di Wamena, pelabuhan, program tol laut, hingga pengerukan kedalaman dermaga pelabuhan agar kapal besar merapat. Semuanya dinilai berkontribusi terhadap perbaikan Global Competitiveness Index Indonesia yang saat ini berada di posisi 36.

"Orang masih tutup mata padahal ada tol, pelabuhan, hingga kapal," kata Luhut. Infrastruktur dinilai berhasil menurunkan ketimpangan, hal ini ditunjukkan dengan nisbah gini Indonesia yang turun menjadi 0,384 pada 2018 dari 0,391 pada 2017.

Luhut juga mengatakan, pemerintah saat ini sedang mengembangkan kawasan industri di luar Jawa, salah satunya Morowali. Kawasan itu akan memproduksi baterai lithium yang akan dikirim ke Bekasi, Karawang, dan Purwakarta (Bekapur) di mana Hyundai membangun pabrik mobil listrik.

Konsorsium perusahaan multinasional akan membangun pabrik lithium di Morowali dengan nilai investasi US$ 700 juta atau sekitar Rp 9,8 triliun. "Jadi nanti di Bekapur bangun pabrik mobil listrik," kata dia.

Sedangkan dari sektor pariwisata, pemerintah akan memprioritaskan pengembangan 4 dari 10 Bali baru yang akan rampung tahun ini. Keempat tujuan wisata tersebut adalah Borobudur, Danau Toba, Mandalika, dan Labuan Bajo.

Apabila terus didorong, pariwisata tahun ini akan mendatangkan 20 juta orang turis dengan devisa negara mencapai US$ 21 miliar atau naik US$ 4 miliar dari tahun lalu hampir US$ 17 miliar. "Ini penerimaan negara yang paling cepat," kata dia.

Terakhir, Luhut meminta masyarakat berbangga dengan Indonesia yang semakin berkembang. Apalagi, Indonesia saat ini dikelola oleh pemimpin yang bersih dan memiliki semangat tidak melihat ke belakang. "Habis energi kita kalau berpikir luka terdahulu," pungkasnya.

(Baca: Survei Medsos: Jokowi Korban Berat Hoaks Politik Pilpres 2019)

Reporter: Ameidyo Daud Nasution