Presiden petahanan Joko Widodo dan penantangnya Prabowo Subianto akan saling berhadapan dalam Debat Capres 2019 kedua dengan tema energi, pangan, sumber daya alam (SDA), lingkungan hidup, dan infrastruktur. Koordinator juru bicara Badan Pemenangan Nasional Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Dahnil Anzar Simanjuntak menilai tema debat kali ini tak akan menguntungkan Jokowi.
Dahnil menilai Jokowi memiliki beban paling berat terkait tema debat karena berbagai janji belum terealisasi. "Justru keliru yang menyatakan (tema debat kedua) ini adalah Pak Jokowi banget. Malah ini enggak Pak Jokowi banget," kata Dahnil di Hotel Sultan, Jakarta, Minggu (17/2).
(Baca juga: Jaga Kerahasiaan, Pertanyaan Debat Capres Baru Diserahkan Siang Ini)
Dahnil mencontohkan salah satu beban janji tersebut terkait masalah impor pangan. Jokowi ketika kampanye Pilpres 2014 sempat berjanji untuk tidak melakukan impor pangan. Kenyataannya, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), impor beras pada 2018 mencapai 2,25 juta ton.
Ada pun, impor jagung tahun lalu mencapai 180 ribu ton. "(Janji) enggak impor pangan, ternyata dikhianati, enggak ditepati," kata Dahnil.
Sebaliknya, Dahnil menilai Prabowo hadir tanpa ada beban. Justru, dia mengklaim Ketua Umum Gerindra itu datang membawa harapan baru. (Baca juga: Sandiaga Uno Belum Pasti Hadiri Debat Pilpres Putaran Kedua)
Menurut Dahnil, Prabowo akan menawarkan solusi perubahan atas berbagai persoalan tersebut. Ada pun, Dahnil menyebut ada tiga formulasi penting yang akan disampaikan Prabowo saat debat kedua.
Pilih Tampil Beda
Tim Kampanye Nasional Joko Widodo-Ma'ruf Amin mengatakan Jokowi akan tampil tidak terlalu serius dan lebih banyak tersenyum. Direktur Program TKN Aria Bima mengatakan sikap Jokowi merespons permintaan publik agar banyak tersenyum dan terlihat bersahabat dalam debat malam ini.
"Satu hal yang berbeda, Pak Jokowi tidak terlihat serius dan akan banyak senyum," kata Aria di area debat.
Meski demikian, capaian dalam bidang debat seperti infrastruktur juga akan disampaikan mantan Walikota Solo tersebut. Aria menjelaskan fakta lapangan infrastruktur sebagai tahapan awal Indonesia yang maju saat ini sudah terlihat. Dia mencontohkan konektivitas darat, udara, hingga laut di Papua mulai terbangun.
"Di Sulawesi dan Kalimantan semua sudah pada posisi maksimal." kata Aria.
Aria sempat menyinggung pertumbuhan ekonomi yang disasar pemerintah empat tahun lalu sulit tercapai lantaran kendala infrastruktur. Dengan adanya konektivitas dan prasarana lain maka langkah ke depan seperti pembangunan industri dapat dilakukan.
"Dan akan disampaikan pak Jokowi dengan optimis," kata Aria. (Baca: Debat Kedua, Jokowi dan Prabowo Diminta Paparkan Strategi Dorong EBT)
Bukan hanya infrastruktur, lingkungan hidup hingga energi juga akan jadi topik yang dikuasai dalam debat. Mengenai energi, Aria mengatakan salah satu langkah maju Jokowi adalah aturan mobil listrik yang disiapkan pemerintah untuk mewujudkan kendaraan ramah lingkungan.
"Lalu bagaimana pak Jokowi berorientasi agar (Indonesia) jadi lumbung pangan dunia bukan lagi lumbung suplai industri sawit, karet, dan kakao," kata Aria.