Prospek Bisnis Film 2019: Saluran Distribusi Digital Kian Mewabah

Ajeng Dinar Ulfiana | KATADATA
Beberapa pengunjung Cinema XXI Jatinegara melintas di depan poster film Aqua Man, Matraman, Jakarta Timur (26/12).
Penulis: Dini Hariyanti
2/1/2019, 22.00 WIB

Inovasi medium tayang film datang dari perusahaan digital dan e-commerce dengan menghadirkan film video on demand. Layanan VoD adalah sistem televisi interaktif yang memfasilitasi khalayak memilih sendiri program video dan klip yang ingin ditonton.

Gojek Indonesia memastikan bakal rilis produk VoD pada Januari 2019. Layanan film Goplay bakal bersaing dengan penyedia VoD dari Singapura, HOOQ, dan asal Malaysia yang lebih dulu masuk ke Tanah Air.

Goplay diklaim mampu menguasai pasar domestik karena market Gojek sudah besar. “Basis user (pengguna) Gojek sudah besar, 20 juta,” kata Managing Partner Ideosource Andi Soerja Boediman. 

Menurut dia, VoD potensial mengingat rerata pertumbuhan jumlah penontonnya melebihi bioskop. Apabila kenaikan penonton bioskop 17% per tahun maka bisnis over the top seperti VoD diperkirakan bisa mencapai 19% dalam lima tahun ke depan.

(Baca juga: Tayang Januari 2019, Ini Tiga Film Hasil Monetisasi Karya Intelektual)

Pada sisi lain, industri perfilman tetap menghadapi tantangan dari segi biaya. Soal pendanaan diyakini bisa diatasi lebih baik seiring kehadiran lembaga keuangan yang fokus di bidang ini. Perusahaan modal ventura Ideosource Venture Capital salah satu contohnya.

Pada 2011, Andi mendirikan Ideosource dengan dana kelolaan US$ 15 juta. Perusahaan ini awalnya menginvestasikan uang kepada startup teknologi. Keputusan merambah bisnis film dilakukan sejak 2017 dengan menyalurkan pendanaan melalui Ideosource Film Fund (IFF).

Perhitungan Ideosource pada tahun lalu, yakni dari 120 film Indonesia yang beredar tercatat sebelas di antaranya menyedot penonton lebih dari 1 juta orang. Keputusan untuk berinvestasi mempertimbangkan sejumlah hal khususnya rekam jejak produser dan sutradara serta perhitungan proyek film bersangkutan.

(Baca juga: Ideosource Turut Danai Produksi Film Keluarga Cemara)

Pelaku usaha memperkirakan penonton film di bioskop tembus 60 juta sampai pengujung tahun. Angka ini menunjukkan kenaikan sekitar 20% dibandingkan dengan asumsi realisasi tahun lalu sejumlah 50 juta.

Situs www.filmindonesia.or.id menyebutkan, secara berturut-turut jumlah penonton berkembang pada 2010 - 2015, yakni sebanyak 16 juta, 15 juta, 18,9 juta, 12 juta, 16 juta, dan 16 juta. Pada 2016, mencapai 37,2 juta lantas setahun kemudian menjadi 42,7 juta. Selama Januari - Agustus 2018 terealisasi sebanyak 36,3 juta penonton.

Jumlah bioskop juga meningkat dari 1.100 layar pada 2017 menjadi 1.681 layar per Agustus tahun lalu. Artinya, terjadi pembukaan lebih dari 500 layar bioskop dalam dua tahun.

Halaman: