Harga minyak mentah dunia jenis Brent terus melemah menjelang pertemuan Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) di Wina, Austria yang akan berlangsung hari ini, Kamis (6/12). Pertemuan tersebut kemungkinan akan memutuskan pemangkasan produksi OPEC dan para sekutunya agar harga minyak global kembali naik.
Seperti dilansir Reuters, harga Brent pada Kamis (6/12) pukul 01.40 Greenwich Mean Time (GMT) mencapai US$ 61,49 per barel, turun 0,9% dibandingkan harga pada penutupan perdagangan Rabu (5/12) yang mencapai US$ 62,08 per barel.
Jika mengacu data pergerakan harga Brent 10 bulan terakhir, harga komoditas ini bergerak fluktuatif. Sebagai contoh, pada 2 Januari 2018, Brent sempat menyentuh US$ 66,57 per barel. Lalu pernah mencapai US$ 79,80 per barel pada 23 Mei 2018. Adapun dalam 10 bulan terakhir ini, Brent sempat berada di level puncak pada 3 Oktober 2018 sebesar US$ 86,29 per barel.
Tak hanya Brent, harga minyak berjangka West Texas Intermediate (WTI) pun ikut melemah jelang pertemuan OPEC. Pada pukul 01.40 GMT, Reuters mencatat, harga minyak WTI berada di level US$ 52,66 per barel, turun 1,1% dari harga penutupan perdagangan Rabu (5/12) yang mencapai US$ 53,25 per barel.
(Baca: Sempat ke Level Tertinggi, Harga Minyak Indonesia Jatuh ke US$ 62,98)
Pertemuan OPEC akan membahas mengenai potensi untuk memangkas produksi para anggota OPEC sehingga diharapkan bisa mengurangi pasokan berlebih di pasar, dengan begitu harga minyak bisa kembali meningkat.
"Semua yang hadir termasuk Rusia setuju ada kebutuhan untuk mengurangi (pasokan minyak)," kata Menteri Perminyakan Oman Mohammed bin Hamad Al-Rumhy, usai pertemuan komite tingkat menteri yang diikuti Arab Saudi, Rusia, dan beberapa produsen lainnya pada Rabu (5/12). Menurut Mohammed, besaran volume pasokan yang akan dipangkas hingga kini terus dibahas.
Belakangan, Arab Saudi telah mengindikasikan agar OPEC dan sekutu-sekutunya dapat mengekang produksi setidaknya 1,3 juta barel per hari (bph) atau 1,3% dari produksi global.
Untuk mencapai keinginan itu, menurut sumber Reuters yang berasal dari OPEC dan Non OPEC, Arab Saudi ingin Rusia bisa berkontribusi setidaknya 250.000-300.000 bph untuk pemangkasan minyak. Namun, Rusia bersikeras memangkas hanya setengah dari jumlah tersebut.
Sementara itu, Presiden Amerika Donald Trump meminta OPEC untuk tidak memangkas produksinya. Ini disampaikan Trump melalui cuitan di akun Twitter, Rabu (5/12). “Semoga OPEC akan menjaga aliran minyak seperti ini, tidak dibatasi. Dunia tidak ingin melihat atau membutuhkan harga minyak yang lebih tinggi," kata dia.