Setelah menjajal kereta Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta, kebersamaan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dalam pekan ini terus berlanjut. Kamis siang (8/11), Anies hadir di Istana Negara untuk menyaksikan penganugerahan gelar Pahlawan Nasional kepada kakeknya, Abdurrahman Baswedan atau A.R. Baswedan.
Kakek Anies merupakan tokoh yang diajukan oleh Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta untuk menjadi Pahlawan Nasional. Selain itu ada pula Pangeran Mohammad Noor dari Kalimantan Selatan, Agung Hajjah Andi Depu dari Sulawesi Barat, Depati Amir dari Bangka Belitung, Kasman Singodimedjo dari Jawa Tengah, dan K.H. Syam'un dari Banten. Semuanya diputuskan Jokowi melalui Keputusan Presiden RI Nomor 123/TK/Tahun 2018 tentang Penganugerahan Gelar Pahlawan Nasional.
Keenam Pahlawan Nasional tersebut diwakili oleh para ahli warisnya. Sedangkan Anies hadir sebagai salah satu cucu A.R Baswedan. Usai acara, Anies selaku perwakilan keluarga mengapresiasi kepada pemerintah yang menganugerahi Abdurrahman Baswedan sebagai pahlawan. "Kami apresiasi bahwa proses ini telah dimulai sejak 2010," katanya.
Anies lalu mengenang masa kecilnya bersama sang kakek. Kebetulan dia tinggal bersama AR Baswedan dari Taman Kanak-kanak hingga Sekolah Menengah Atas (SMA). Anies kecil saat itu kerap diminta A.R. Baswedan menulis surat kepada sejumlah pihak.
Selain itu dia menyebut kakeknya kerap mendorongnya membaca buku. "Pesan waktu masih kecil, 'Anies, kalau ada waktu kosong, baca,'" kata Anies.
Selain itu, di masa muda AR Baswedan aktif membangun Persatuan Arab Indonesia untuk mengajak peranakan Arab bersatu memperjuangkan kemerdekaan RI. Selanjutnya dia bergabung di dalam Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) hingga tahun 1947.
Di tahun tersebut, Baswedan berangkat ke Timur Tengah bersama tokoh lainnya yakni Agus Salim untuk memperjuangkan pengakuan kemerdekaan RI dari negara-negara kawasan tersebut. Anies mengenang, saat pulang, kakeknya bahkan sampai menyimpan surat pengakuan kemerdekaan RI dari Mesir di kaus kakinya. Tujuannya agar tidak ditangkap apabila melalui pemeriksaan Belanda.
"Surat dibawa ke Bung Karno di Yogyakarta dan jadi bukti kita memiliki pengakuan secara de jure maupun de facto pertama dari Mesir," kata Anies.
Sebelumnya, pada Selasa lalu (6/11), Jokowi dan Anies bersama-sama menjajal pertama kali MRT Jakarta sebelum beroperasi secara komersial pada empat bulan mendatang. Selama satu jam perjalanan pulang pergi Stasiun Bundaran HI – Lebak Bulus, Jokowi banyak bercerita sembari bercanda tentang moda transportasi kota, termasuk menasehati Anies.
Menurut Jokowi, MRT Jakarta akan mulai beroperasi secara komersial pada Maret tahun depan. Sembari berkelakar, Jokowi yang kembali mencalonkan diri pada Pemilihan Presiden bulan April 2019 itu menyatakan, “Kalau saya inginnya bulan April saja. Tapi ini kan kewenangannya Pak Gubernur.” Anies saat itu hanya tersenyum mendengar candaan tersebut.
Selain itu, Jokowi menyerahkan penetapan tarif moda transportasi ini kepada Pemprov DKI. Selain itu, kepada Anies, Jokowi juga meminta agar Pemprov DKI Jakarta berperan lebih besar untuk mengembangkan sarana transportasi massal tersebut. “Pak Gubernur harus tambah modal lagi untuk membangunnya.” ujar Presiden.