Buntut TGB Dukung Jokowi, Sanksi Demokrat dan Potensi Pindah Partai

ANTARA FOTO/Weli Ayu Rejeki
Ketua Alumni Al-Azhar Internasional yang juga Gubernur NTB Muhammad Zainul Majdi dan disapa Tuan Guru Bajang (TGB) di Kampus UNSERA, Serang, Banten, Jumat (4/5/2018).
Penulis: Dimas Jarot Bayu
Editor: Yuliawati
9/7/2018, 19.43 WIB

Dukungan politisi Demokrat sekaligus Gubernur Nusa Tenggara Barat Muhammad Zainul Majdi alias Tuan Guru Bajang ( TGB) kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) menimbulkan polemik. Partai Demokrat bersiap memberikan sanksi kepada TGB yang juga menjabat sebagai anggota Majelis Tinggi Demokrat.

Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Syarief Hasan mengatakan Dewan Kehormatan Demokrat akan membahas sanksi yang diberikan kepada TGB. Sanksi tertinggi akan berupa pemecatan karena tak mengikuti garis partai.

TGB dianggap 'membelot', karena Demokrat belum memutuskan untuk mendukung Jokowi atau sebaliknya. "(Sanksi) belum kami bahas, yang jelas dia masih tetap kader Demokrat," kata Syarief, Senin (9/7).

(Baca juga: Kans TGB, Moeldoko & Anies di Bursa Cawapres Jokowi)

Politisi Demokrat mulai ‘menghukum’ TGB dengan tak mengundangnya dalam rapat tertutup Majelis Tinggi Partai Demokrat. Partai tersebut berlangsung di Jalan Mega Kuningan Timur VII, Jakarta Selatan.

Pertemuan yang membahas mengenai penentuan calon presiden-calon wakil presiden tersebut, dihadiri beberapa anggota Majelis Tinggi Demokrat, seperti Max Sopacua, Syarief Hasan, Hinca Panjaitan, Amir Syamsuddin, hingga E.E Mangindaan.

Sementara itu partai koalisi pendukung Jokowi menyambut baik TGB memberikan dukungan kepada Jokowi karena dapat meningkatkan basis suara.  Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto menyatakan, TGB dapat memberikan dukungan kepada Jokowi melalui Partai Golkar.

“Beliau akan mendukung dari Partai Golkar,” kata Airlangga. Namun, Airlangga enggan menjelaskan lebih lanjut mengenai sinyal perpindahan TGB ini.

Pria yang juga menjabat sebagai Menteri Perindustrian tersebut juga menyatakan telah berkomunikasi dengan TGB. Namun Airlangga tidak menyebut apa saja hal yang dibahas dengan kader Partai Demokrat tersebut.

"Itu bagus karena TGB punya basis suara," kata Airlangga di Istana Bogor, hari ini. 

(Baca juga: Peluang Anies Hadapi Jokowi Makin Besar bila Prabowo Mundur Capres)

Sejak pekan lalu, TGB yang selama ini disebut-sebut berencana maju dalam Pemilihan Presiden 2019, melancarkan manuver memberikan dukungan kepada Jokowi. Aksi TGB dianggap sebagai bentuk upaya mengincar posisi cawapres Jokowi.

CEO Saiful Mujani Research & Consulting (SMRC) Djayadi Hanan menilai terbukanya peluang bagi TGB lantaran dia punya potensi meningkatkan elektabilitas Jokowi.

TGB dianggap dapat menggaet pemilih di wilayah Indonesia Timur lantaran pernah menjabat sebagai Gubernur NTB selama dua periode, yakni 2008-2013 dan 2013-2018. TGB juga dinilai sebagai tokoh Islam yang cukup disegani. TGB merupakan tokoh Nahdlatul Waton, ormas Islam terbesar di Lombok, NTB.

Namun Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani mengaku belum mengetahui siapa cawapres yang akan dibawa Jokowi dalam Pemilihan Presiden tahun depan. Perempuan yang juga anak Ketua Dewan Pimpinan Pusat PDIP Megawati Soekarnoputri ini mengaku nama tersebut perlu dimatangkan lagi.

(Baca juga: Menanti Kejutan Capres-Cawapres Jelang Pendaftaran Pilpres)

Reporter: Ameidyo Daud Nasution