Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arcandra Tahar memberi tenggat waktu kepada Chevron untuk memasukkan revisi proposal rencana pengembangan (Plan of Development/PoD) proyek Indonesia Deepwater Development/IDD. Kontraktor migas ini harus mengajukan revisi proposal tersebut pekan ini.
Arcandra mengatakan pihaknya memberi tenggat bagi Chevron untuk mengajukan revisi PoD proyek IDD sebelum 28 Juni 2018. "Jadi proposal IDD akan masuk sebelum tanggal 28 Juni 2018," ujarnya di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Senin (25/6).
Dalam revisi proposal PoD tersebut, akan ada biaya yang dipangkas dalam pengembangan proyek IDD Chevron. Sayangnya dia belum mau merinci berapa besar pemangkasan dananya. Arcandra menjanjikan akan mengungkapkannya setelah Chevron menyerahkan revisi proposal tersebut.
(Baca: Luhut Sebut Chevron Pangkas Biaya Proyek IDD Hingga 50%)
Dihubungi terpisah, Direktur Pembinaan Usaha Hulu Migas Kementerian ESDM Ediar Usman mengatakan tenggat waktu diberikan agar proyek IDD Chevron bisa berjalan cepat. "Arahan pak Wamen harus selesai bulan ini. Chevron sudah ditunggu," ujarnya.
Proyek IDD untuk Lapangan Gendalo-Gehem sebenarnya sudah mengantongi persetujuan PoD dari BP Migas pada 2008. Namun, pada 2013 biaya yang dibutuhkan proyek ini membengkak hampir dua kali lipat, dari sekitar US$ 6,9 miliar menjadi US$ 12 miliar. Penyebabnya adalah kenaikan harga minyak dunia yang terjadi sejak saat itu.
SKK Migas menargetkan lapangan Gendalo bisa berproduksi pada kuartal IV-2022. Kapasitas produksi gasnya mencapai 700 juta kaki kubik per hari (mmscfd) dan 20 ribu barel per hari (bph) untuk kondensat. Sementara itu lapangan Gehem ditargetkan produksi pada kuartal II-2023. Kapasitas produksi Gehem ditargetkan sebesar 420 mmscfd gas dan 27 ribu bph kondensat.
(Baca: SKK Migas Targetkan Proposal Pengembangan Proyek IDD Selesai Juli )
Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas Wisnu Prabawa Taher mengatakan studi kelayakan pekerjaan keteknikan dan desain (pre-Front End Engineering and Design/FEED) yang dikerjakan Chevron saat ini masih berjalan. Harapannya proses tersebut bisa selesai sesuai target. "Targetnya selesai Juni 2018," ujarnya kepada katadata.co.id, Senin (25/6).
Saat ini, studi kelayakan pekerjaan keteknikan dan desain proyek IDD ini dikerjakan PT Worley Parsons Indonesia untuk lingkup bawah laut (subsea). Sedangkan PT Tripatra Engineering untuk lingkup fasilitas produksi. Adapun, proyek IDD tahap kedua ini diperkirakan memiliki potensi total produksi gas alam sekitar 3 triliun kaki kubik.