PT Jaya Bersama Indo (JBI) selalu pengelola jaringan restoran The Duck King, berencana melakukan ekspansi bisnis ke kawasan Indo-China. Hal itu dilakukan dengan membuka cabang gerai restoran milik perseroan di Vietnam, Kamboja dan Myanmar.
Direktur Utama Jaya Bersama Indo Limpa Itsin Bachtiar mengatakan, ekspansi usaha ke luar negeri telah menjadi rencana bisnis perusahaan dalam tingga tahun ke depan. Pada tahun ini, perusahaan akan membuka outlet restoran The Duck King pertamanya di kota Ho Chi Minh, Vietnam. Untuk memuluskan rencananya itu, dia pun menyatakan telah menerima undangan kerja sama dari Takashima Group.
"Ekspansi ke Vietnam akan dimulai dengan membuka gerai di Ho Chi Minh. Setelah itu, ekspansi ke kawasan Indo China seperti Myanmar dan Kamboja akan lakukan tahun berikutnya," katanya di Jakarta, Rabu (16/5).
(Baca : Tambah Gerai, Pemilik Jaringan CFC Siapkan Investasi Rp 30 Miliar)
Limpa mengatakan bisnis restoran dan makanan minuman diyaikini tetap prospektif dan relatif tak terpengaruh pelemahan daya beli. Pasalnya, ketika banyak pusat perbelanjaan sepi dan gerai retail satu persatu menutup tokonya, bisnis makanan minuman tetap diminati. Terbukti dengan meningkatnya tenant makanan minuman di sejumlah pusat perbelanjaan.
Melihat kondisi tersebut, perseroan pun optimistis melanjutkan ekspansi gerainya ke depan. Hingga 2020, Jaya Bersama Indo menargetkan bisa membuka 48 outlet restoran baik di dalam maupun luar negeri dengan total kebutuhan investasi sebesar Rp 670 miliar.
Untuk mendukung ekspansinya itu, perusahaan tengah mencari pendanaan melalui Penawaran Umum Perdana Saham atau Initial Public Offering (IPO). Perusahaan akan melepas sebanyak-banyaknya 403,8 juta saham atau setara 34,4% saham yang dimiliki perseroan kepada publik dengan rentang harga pelaksanaan Rp 1.550 sampai dengan Rp 1.950. Dengan begitu, perseroan berhatap bisa meraih target dana dari proses IPO tersebut maksimal Rp 747,4 miliar.
(Baca Juga : Rugi Bersih Hero Supermarket Turun 33% Pada Kuartal I 2018)
"Sebanyak 80% dari dana IPO akan gunakan untuk mendanai belanja modal atau ekspansi gerai restoran ke depan," ujar Direktur perusahaan Dewi Tio.
Dalam proses IPO tersebut, perseroan juga telah menunjuk CGS-CIMB Sekuritas Indonesia dan PT Danareksa Sekuritassebagai penjamin emisi pelaksana efek (joint lead underwriters).
PT Jaya Bersama Indo (JBI) saat ini merupakan pengelola jaringan restoran masakan China The Duck King, Fook Yew dan Panda Bowl. Saat ini perseroan telah memiliki sebanyak 35 gerai restoran yang tersebar di sembilan kota di Indonesia.
Sepanjang 2017 perseroan membukukan pendapatan sebesar Rp 538 miliar atau naik 23,4% dari tahun sebelumnya seebsar Rp 436 miliar.
Perusahaan restoran yang juga berencana ekspansi gerai tahun ini adalah PT Pioneerindo Gourmet International Tbk (PTSP). Pemilik jaringan gerai makanan siap saji California Fried Chicken (CFC) bereNcana melanjutkan ekspansinya tahun ini. Perusahaan berencana menambah 30 unit gerai baru dan merenovasi gerai lama dengan total investasi sebesar Rp 30 miliar.
"Dari total kebutuhan dana ekspansi tahun ini, sekitar Rp 15 miliar akan dibiayai dari pinjaman Bank BCA, sementara sisanya dari kas internal," kata manajemen perseroan dalam keterbukaan informasi kepada Bursa Efek Indonesia.
Selain berfokus pada pengembangan gerai CFC, perusahaan juga berencana merambah segmen baru ke jenis makanan asal Jepang yakni mi ramen. Perusahaan akan mulai membuka outlet baru produk ramen dengan merek dagang Sugikaya.
Dengan sejumlah ekspansinya tahun ini, Pioneerindo Gourmet menarget pendapatan usaha tahun ini bisa naik sekitar 15% dari total pendapatan tahun lalu sebesar Rp 536 miliar.