Kopassus dan BAIS Akan Dilibatkan Berantas Teroris

ANTARA FOTO/Didik Suhartono
Polisi menghentikan dan memeriksa warga yang melintas di Jalan Niaga Samping setelah terjadi ledakan di Polrestabes Surabaya, Jawa Timur, Senin (14/5).
14/5/2018, 16.13 WIB

Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko menyebut dua unit Tentara Nasional Indonesia (TNI) dapat digunakan untuk membantu Kepolisian Republik Indonesia memberantas teroris. Keduanya adalah Badan Intelijen Strategis (BAIS) TNI dan Sat-81/Gultor milik Kopassus.

Moeldoko mengatakan keduanya dapat digunakan untuk membantu kerja Polri menindak teroris. Mengenai seperti apa bentuk bantuannya, akan dikoordinasikan dengan permintaan Polri. "Tergantung kepentingan di lapangan seperti apa," kata Moeldoko di Jakarta, Senin (14/5).

(Baca: Kemenhub Perketat Pengawasan Terminal, Pelabuhan, dan Bandara)

Dia mengungkapkan kolaborasi Polri dan TNI dalam pemberantasan teroris merupakan perintah langsung Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Surabaya, kemarin. Kerja sama ini dilakukan agar Polri mendapatkan kekuatan yang baik dalam memberantas teroris hingga akar-akarnya.

Perintah Presiden ini diberikan agar rasa aman masyarakat dapat terjaga. Moeldoko yang pernah menjabat Panglima TNI, juga meminta para pengusaha tidak perlu resah tetap tenang. Apalagi dalam waktu dekat Indonesia akan menggelar Asian Games dan pertemuan tahunan International Monetary Fund - World Bank.

"Serahkan kepada TNI dan polisi untuk menyelesaikan," kata dia. (Baca: Bos BEI Harapkan Tragedi Bom Surabaya Tak Pengaruhi Bursa Saham)

Ledakan bom oleh teroris terjadi di wilayah Surabaya dan Sidoarjo dalam 25 jam ini. Bom pertama hingga ketiga terjadi pada tiga gereja di Surabaya. Ledakan bom berikutnya terjadi di rusunawa Wonocolo, Sidoarjo. Pagi tadi, Mapolrestabes Surabaya juga diguncang bom.

(Baca: Bom Meledak di Mapolrestabes Surabaya, Anggota Polisi Jadi Korban)