Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) mengagendakan Ketua Umum Megawati Soekarnoputri "turun gunung" atau berkampanye untuk pasangan Saifullah Yusuf (Gus Ipul) - Puti Guntur Soekarno di pemilihan gubernur Jawa Timur. Kampanye Megawati ini untuk memperbesar suara dukungan untuk Gus Ipul dan Puti yang juga didukung PKB, PKS serta Gerindra.
"Ada saatnya ibu ketua umum ke Jatim, tapi nanti sesuai jadwal kampanye," kata Ketua DPC PDI Perjuangan Kota Surabaya Wisnu Sakti Buana, Selasa (4/3) dikutip dari Antaranews.
Saat ini Gus Ipul-Puti hanya unggul tipis dari pesaingnya, Khofifah Indar Parawansa - Emil Elistianto Dardak. Berdasarkan survei Indo Barometer, elektabilitas Gus Ipul-Puti memperoleh dukungan sebesar 45,2%, sementara elektabilitas Khofifah-Emil sebesar 39,5%.
Dalam survei pada 29 Januari-4 Februari 2018 ini, Indo Barometer melibatkan 800 responden di seluruh Jawa Timur. Metode yang digunakan multistage random sampling dengan teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara tatap muka. Adapun, margin of error survei ini sebesar +/- 3,46% dan tingkat kepercayaan 95%.
(Baca juga: Poltracking: Dukungan Gerindra dan PKB Tidak Solid untuk Gus Ipul-Puti)
Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) PDIP Bambang Dwi Hartono menyatakan pemilih internal partainya belum solid. Namun dia yakin jika PDIP bersama partai pendukung lainnya seperti PKB dan Gerindra, suara Gus Ipul-Puti akan semakin tinggi.
"Garap internal ini trennya akan semakin naik. Kalau sudah tren akan sulit dibendung (elektabilitas)," kata Bambang kepada wartawan di Hotel Harris Suite FX Sudirman, Jakarta, hari ini.
Direktur Eksekutif Indo Barometer Muhammad Qodari mengatakan, persaingan ketat antara Gus Ipul-Puti dan Khofifah-Emil dengan selisih elektabilitas berdasarakan survei Indo Barometer hanya 5,7%, karena kedua pasangan calon saling salip dalam berbagai aspek.
Tingkat pengenalan masyarakat Jawa Timur terhadap Gus Ipul sebesar 97,5%, sementara kepada Khofifah sebesar 96,1%. Adapun, tingkat pengenalan terhadap Emil jauh lebih tinggi sebesar 53,8% dibandingkan Puti yang hanya sebesar 50,9%. Kendati, tingkat pengenalan kedua calon wakil gubernur ini dianggap masih rendah.
Sementara, tingkat kesukaan terhadap Gus Ipul sebesar 87,9%. Angka itu hanya lebih tinggi 0,4% dibandingkan Khofifah yang sebesar 87,5%. Tingkat kesukaan terhadap Emil 71,6%. Angka tersebut terpaut tipis 0,1% dibandingkan Puti yang sebesar 71,5%.
"Dari banyak aspek ini kelihatannya akan semakin ketat," kata Qodari. (Baca juga: Kemenangan Gus Ipul dan Khofifah Akan Ditentukan Elektabilitas Cawagub)
Menurut Qodari, untuk bisa memenangkan pasangan calon yang diusung, partai perlu bekerja keras menggarap suara dari simpatisan mereka sendiri. Alasannya, saat ini ada beberapa parpol yang suara pemilihnya tak selaras dengan dukungan terhadap pasangan calon.
Berdasarkan hasil survei, sebanyak 57,1% pemilih Hanura masih mendukung Gus Ipul-Puti meski telah mengusung Khofifah-Emil di Pilkada Jatim. Hal yang sama juga terjadi terhadap 41,7% pemilih PAN, 35,7% pemilih Golkar, 23,8% pemilih PPP, dan 14% pemilih Demokrat.
Sementara, 32,1% pemilih PDIP masih memilih Khofifah-Emil, meski telah mengusung Gus Ipul-Puti. Hal yang sama terjadi kepada 35,7% pemilih Gerindra, 35% pemilih PKB.
Hanya Nasdem yang seluruh pemilihnya selaras mendukung Khofifah-Emil. Dari sisi Gus Ipul-Puti, hanya PKS yang seluruh pemilihnya mendukung keputusan partai.
"Siapa (partai) yang serius bekerja menggarap suara internal, dia yang akan menang," kata Qodari.
Wakil Sekretaris Jenderal DPP Partai Golkar Muhammad Sarmuji pun menyatakan partai pendukung koalisi Khofifah-Emil memang saat ini belum cukup solid.
(Baca juga: Palagan Terakhir Khofifah di Pilgub Jatim)
Karenanya, partai pendukung koalisi Khofifah-Emil ke depan akan menguatkan konsolidasi internal. Kami juga akan memastikan partai yang mendukung kami berada di jalur kami dan coba menggoda pendukung di partai lain pindah ke kami," kata Sarmuji.
Selain itu, Sarmuji juga akan mencoba menggarap peluang dari masyarakat yang belum menentukan pilihannya (undecided voter) dalam Pilkada Jawa Timur. Dalam survei Indo Barometer, jumlah undecided voter masih sebesar 15,3%.
Jumlah tersebut terdiri dari belum memutuskan sebesar 12,6%, tidak tahu/tidak jawab sebesar 1,4%, rahasia sebesar 0,9%, dan tidak akan memilih 0,4%. "Kami akan memastikan undecided voters sebagian besar, kalau bisa semuanya masuk ke Khofifah," kata Sarmuji.