Partai Golkar resmi mengusung Deddy Mizwar-Dedi Mulyadi sebagai pasangan calon untuk pemilihan gubernur Jawa Barat 2018. Golkar memutuskan Deddy Mizwar sebagai calon gubernur Jawa Barat, sementara, Dedi Mulyadi menjadi calon wakil gubernur.
Sekretaris Jenderal DPP Golkar Idrus Marham mengatakan, dipilihnya Deddy Mizwar sebagai calon gubernur dengan pendamping Dedi Mulyadi mengikuti aspirasi masyarakat Jawa Barat.
“Partai Golkar dalam hal seperti ini ya kami mengedepankan kepentingan rakyat,” kata Idrus di Kantor DPP Golkar, Jakarta, Jumat (5/1). Golkar menyerahkan Surat Keputusan pengusungan keduanya bersamaan dengan 156 daerah lainnya.
Idrus juga menyampaikan pertimbangan lainnya karena Deddy Mizwar telah memiliki pengalaman selama lima tahun sebagai Wakil Gubernur di Jawa Barat. Selain itu, Deddy Mizwar juga dinilai secara representatif mewakili ciri dan karakter Jawa Barat. “Tentu (pertimbangan) pengalaman-pengalaman selama ini, saya kira itu,” kata Idrus.
(Baca: PDIP Belum Sepakati Pendamping Ridwan Kamil di Pilgub Jabar)
Ketua Umum DPP Golkar Airlangga Hartarto mengimbau 157 calon kepala daerah yang diusung Golkar dapat berkompetisi secara sehat. Airlangga juga meminta agar pasangan calon yang diusung Golkar dapat pula mengusung Presiden Jokowi untuk maju pada periode kedua sesuai amanat Musyawarah Nasional Golkar.
"Kepada saudara kami titipkan selain memenangkan pilkada, saudara mengemban amanat Munas Partai Golkar yaitu mengusung presiden untuk periode kedua," kata Airlangga.
Pasangan calon juga diminta untuk dapat meningkatkan elektabilitas Golkar sehingga membuat partai berlambang beringin itu mengantongi 110 kursi legislatif dalam Pemilu 2019. Untuk bisa mencapai target tersebut, Airlanga mengejar target elektabilitas hingga 16% dalam 6 bulan ke depan.
Saat ini, elektabilitas Golkar berdasarkan survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) yang dirilis pada 2 Januari 2017 sebesar 12,1%. “Rebut hati dan simpati rakyat di daerah masing-masing,” kata Airlangga.
(Baca: Ridwan Kamil Batal, Golkar Lirik Duet Dedi Mulyadi-Deddy Mizwar)
Usai pertemuan, Deddy Mizwar yang merupakan kader Demokrat menyatakan permintaan Airlangga untuk mendukung Jokowi lebih ditujukan kepada para kader Golkar. "Saya kader Demokrat, saya harus dengar arah dari Demokrat. Hal ini berbeda kasusnya, untuk pemilihan presiden," kata Deddy.
Deddy tak mempersoalkan posisinya dan Dedi Mulyadi yang berasal dari partai yang tak berkoalisi dalam ajang pilpres. "Bisa saja (Golkar dan Demokrat) berkoalisi juga (dalam Pilpres). Kita kan tidak tahu. Bisa juga tidak berkoalisi dalam pembentukan capres," kata Deddy.
Selain Deddy-Dedi, Golkar juga mengusung sejumlah calon lainnya, seperti Khofifah Indar Parawansa-Emil Elistianto Dardak untuk Pilkada Jawa Timur, Letjen TNI Edy Rahmayadi-Musa Rajekshah untuk Pilkada Sumatera Utara, serta Nurdin Halid-Andi Aziz Qahhar Mudzakkar untuk Pilkada Sulawesi Selatan.
Kemudian, Golkar juga mengusung Dodi Reza Alex Noerdin-Giri Tamanda Kiemas untuk Pilkada Sumatera Selatan, Ida Bagus Rai Dharmawijaya Mantra-I Ketut Sudikerta untuk Pilkada Bali, dan Lukas Enembe-Klemen Tinal untuk Pilkada Papua.
Adapun, saat ini Golkar masih belum mengusung 12 calon kepala daerah untuk bersaing dalam Pilkada 2018, salah satunya Jawa Tengah. Ketua Harian DPP Golkar Nurdin Halid mengatakan, belum diputuskannya 12 calon kepala daerah tersebut karena masih ada dinamika perbedaan pendapat antara DPP, DPD I, dan DPD II. “Paling telat besok atau Minggu diumumkan,” kata Idrus.