Gandeng IMF- Bank Dunia, Pemerintah Atasi Pencemaran Sungai Citarum

ANTARA FOTO/M Agung Rajasa
Buih busa limbah pabrik di aliran sungai Citarum, Jawa Barat, Rabu (20/9).
Penulis: Dimas Jarot Bayu
Editor: Yuliawati
18/10/2017, 12.49 WIB

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan berencana menyelesaikan masalah pencemaran sungai Citarum yang kerap menjadi sorotan dunia. Sungai itu didapuk menjadi yang terkotor di dunia karena kandungan fecal coliform bacteria yang mencapai 5.000 kali dari angka normal.

Luhut mengatakan, sungai Citarum saat ini berwarna hitam akibat banyaknya pabrik yang membuang limbah bahan beracun dan berbahaya (B3) sembarangan. Menurut Luhut, ada sekitar 300 pabrik yang berada di sekitar sungai Citarum saat ini.

"Padahal sungai Citarum melintasi 25 juta penduduk Jawa Barat dan Jakarta," kata Luhut di kantornya, Jakarta, Selasa (17/10).  (Baca: Antisipasi Banjir, Pemerintah Siapkan Sejumlah Proyek di Jawa Barat)

Menurut Luhut, pembersihan sungai Citarum harus segera dilakukan. Karena itu ia menggandeng International Monetary Fund (IMF) dan Bank Dunia berpartisipasi mengatasi masalah tersebut.

Permintaan kerja sama itu disampaikannya ketika menghadiri acara pertemuan tahunan Bank Dunia - Dana Moneter Internasional (IMF) 2017. Pertemuan tersebut diselenggarakan di Washington DC, Amerika Serikat pada pekan lalu.

"Mereka bersedia memberikan asistensi. Ini menggembirakan karena saat annual meeting IMF-World Bank, kita manfaatkan untuk penyelesaian marine debris, untuk kepentingan nasional," kata Luhut.

Menurut Luhut, penyelesaian masalah pencemaran sungai Citarum merupakan permintaan dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Rencananya, akan membangun banyak Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) di sekitar sungai Citarum.

Halaman: