Diduga Konsumsi Narkotika, Politikus Golkar Indra Piliang Ditangkap

ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari
Indra J Piliang (kanan) saat beradu argumen dengan Budiman Sudjatmiko (kiri) dalam acara Twitwars di Jakarta, Sabtu (7/1).
Penulis: Yuliawati
14/9/2017, 12.15 WIB

Polda Metro Jaya menangkap politikus Golkar Indra J Piliang. Dia diduga mengkonsumsi narkotika jenis sabu-sabu.

"Tes urine awal positif diduga (mengkonsumsi) sabu," kata Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Polisi Argo Yuwono di Jakarta Kamis (15/9). (Baca: Transaksi 1,2 Juta Butir Ekstasi 'Minion' Dikendalikan dari Lapas)

Polisi mengamankan Indra dan dua temannya di Room Oval Diamond Karaoke Tamansari Jakarta Barat pada Rabu (15/9) pukul 19.30 WIB. Dua orang lain yang ditangkap bernama Romi Fernando dan Ismail Jamani.

Argo menyatakan polisi tak menemukan barang bukti narkotika saat menangkap ketiganya. Namun polisi menyita barang bukti satu set alat hisap (bong), cangklong bekas pakai sabu, satu plastik bekas sabu dan satu korek api gas.

Saat ini, petugas masih menyelidiki kasus ini dan ketiganya menjalani pemeriksaan di Polda Metro Jaya. (Baca: Sri Mulyani: Ekonomi Tumbuh, Indonesia Jadi Pasar Narkoba)

Wakil Sekretaris Jenderal Partai Golkar Ace Hasan Syadzily mengatakan saat ini pimpinan partai menunggu konfirmasi dari kepolisian mengenai Indra yang mengkonsumsi sabu. "Jika benar demikian, tentu kami sangat prihatin atas perilaku tersebut," kata Ace dihubungi.

Dia menyatakan Partai Golkar memiliki komitmen dalam pemberantasan narkotika. "Bagi siapapun kader yang menggunakan narkotika, apapun jenisnya, tentu harus diberikan sanksi yang tegas," kata Ace.

Indra Piliang, pria kelahiran Pariaman, Sumatera Barat, 45 tahun lalu, menjabat sebagai Ketua Badan Balitbang DPP Partai Golkar periode 2009-2014. Pada pemilihan gubernur DKI Jakarta, Piliang memilih menjadi tim sukses Anies Baswedan dan Sandiaga Uno.

Ketika itu, Golkar secara resmi memberikan dukungan kepada pasangan Basuki Tjahaja Purnama dan Djarot Syaiful. Hingga kini, Indra kerap berseberangan dan mengkritik pemerintah, meski Golkar berkoalisi dengan pemerintah.

Sebelum bergabung dengan partai politik, Indra yang lulusan sejarah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia pada 1997, dikenal sebagai aktivis dan pengamat politik.