Buntut 'Matahari Kembar', Dirut dan Wakil Dirut Pertamina Dicopot

Arief Kamaludin|KATADATA
Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto
Penulis: Arnold Sirait
Editor: Yura Syahrul
3/2/2017, 08.07 WIB

Kementerian Badan Usaha Milik negara (BUMN) dikabarkan akan kembali merombak jajaran direksi PT Pertamina (Persero). Kali ini, perombakan menyasar posisi pucuk pimpinan perusahaan pelat merah tersebut, yaitu Direktur Utama dan Wakil Direktur Utama. Perombakan tersebut dikabarkan terkait adanya kisruh 'matahari kembar' di Pertamina.

Berdasarkan informsi yang diperoleh Katadata, Kementerian BUMN mencopot Direktur Utama Dwi Soetjipto dan Wakil Direktur Utama Pertamina Ahmad Bambang. Pencopotan itu akan dilakukan melalui Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Pertamina yang digelar di Kementerian BUMN, Jakarta, Jumat (3/2) pagi.

Selanjutnya, posisi wakil direktur utama kabarnya akan dikosongkan untuk sementara waktu. Sedangkan posisi Direktur Utama Pertamina akan diisi oleh pejabat sementara. Komisaris Pertamina Edwin Hidayat Abdullah, yang juga menjabat Deputi Bidang Usaha Energi, Logistik, Kawasan dan Pariwisata Kemeterian BUMN, disebut-sebut akan menjadi nakhoda sementara di perusahaan tersebut.

Hingga berita ini ditulis, Edwin belum merespons upaya konfirmasi dari Katadata. Begitu pula dengan Dwi Soetjipto dan Ahmad Bambang. Namun, dalam akun resminya di Twitter, Ahmad Bambang yang akrab disapa Abe mengindikasikan penggantian dirinya tersebut. "Alhamdulillah...telah aku tunaikan amanah ini meski dgn tertatih-tatih. Semoga bermanfaat bagi orang banyak dalam jangka panjang. Aamiin," cuitnya yang diunggah pukul 06.51, Jumat pagi.

Sementara itu, Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar, yang juga Wakil Komisaris Utama Pertamina, masih enggan mengomentari kabar pergantian dua nakhoda Pertamina tersebut. "Hmm..ntar," katanya membalas pesan Katadata melalui aplikasi Whatsapp.

Adapun, Vice President Corporate Communication Wianda Pusponegoro mengaku belum tahu mengenai RUPS perombakan direksi Pertamina. “Kami masih menunggu informasi,” katanya.

Perombakan tersebut kabarnya terkait masalah kisruh dua nakhoda di Pertamina. Masalahnya bermula dari langkah Dewan Komisaris mengajukan perubahan struktur organisasi Pertamina, termasuk tambahan posisi Wakil Direktur Utama, pada Agustus tahun lalu. Pembentukan wakil dirut ini konon tanpa sepengetahuan dari Dwi Soetjipto.

Kementerian BUMN menyetujui usulan tersebut. Alasannya, lingkup usaha Pertamina semakin luas dan membutuhkan posisi baru untuk mengawasi bisnis pengolahan dan hilir perusahaan. Namun, dalam perjalanannya, hal ini memicu gesekan dengan munculnya keributan mengenai impor solar dan kerusakan kilang.

Di sisi lain, Dwi Soetjipto telah ditetapkan menjadi salah satu  dari Advisory Board Center For Strategic & International Studies (CSIS) untuk program di Asia Tenggara per 1 Januari 2017. Sebagai Advisory Board, Dwi Soetjipto akan memberikan masukan strategis untuk mendukung dan memperkuat riset serta program-program yang dijalankan CSIS di Asia Tenggara.