Gempa bumi yang melanda Pidie Jaya, Provinsi Aceh, Rabu (7/12) pagi lalu, ternyata telah mengganggu proses operasional Blok South A. Satu unit rig pengeboran sumur eksplorasi di blok yang dioperatori oleh Renco Elang Energy (REE) ini berhenti beroperasi sementara waktu.
Kepala Badan Pengelola Minyak dan Gas Bumi Aceh (BPMA) Marzuki Daham mengatakan, awalnya REE akan melakukan pengeboran sumur pada 1 Desember lalu. Sebelum memulai pengeboran, sebenarnya sudah dilakukan pengecekan alat-alat oleh tim Direktorat Jenderal Migas Kementerian Eenergi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).
Namun, saat inspeksi selesai dan sumur eksplorasi akan mulai dibor pada 7 Desember lalu, terjadi guncangan. Akibatnya, posisi rig sedikit miring sehingga tidak memenuhi syarat pengeboran. “Sedikit pun tidak boleh miring kalau mengebor," kata dia kepada Katadata, Jumat (9/12).
Kondisi tersebut diperparah dengan cuaca saat ini di Aceh. Apabila hujan turun cukup deras maka membuat perbaikan rig terganggu. (Baca: Masih Ada Potensi Gempa, Badan Geologi Minta Warga Aceh Waspada)
Blok South A merupakan blok eksplorasi yang terletak di darat. Cakupan wilayah kerjanya seluas 1.582 kilometer persegi (km2) dan terletak di antara ladang minyak dan gas yang paling produktif di wilayah Sumatera Bagian Utara.
Sementara itu, kondisi blok-blok migas di Aceh lainnya masih tetap beroperasi baik dan tidak terganggu akibat guncangan gempa. Sedangkan menurut Marzuki, gempa yang melanda Aceh mendorong kontraktor migas untuk saling berbagi. Beberapa kontraktor migas meminjamkan alat berat untuk membantu proses evakuasi di lokasi gempa.
(Baca: Gempa Aceh Tak Pengaruhi Produksi Migas)
Sebagai informasi, terdapat 11 wilayah kerja migas di Aceh. Namun, baru dua blok yang sudah berproduksi yakni Blok NSO dan Blok B yang dikelola oleh Pertamina. Tiga blok lainnya, seperti Blok A yang dikelola oleh Medco Energi, masih dalam tahap pengembangan. Sisanya sebanyak enam blok migas masih dalam tahap eksplorasi.