ExxonMobil Cepu Limited telah mendapat persetujuan rencana pengembangan (plan of development/ PoD) Lapangan Kedung Keris, Blok Cepu, Jawa Timur. Rencananya operator Blok Cepu ini akan mulai membangun fasilitas produksi di lapangan minyak bumi tersebut pada tahun depan.
Vice President Public and Government Affair ExxonMobil Cepu Erwin Maryoto mengungkapkan Lapangan Kedung Keris merupakan salah satu wilayah kerja minyak dan gas bumi (migas) yang akan menjadi investasi prioritas ExxonMobil tahun depan. Saat ini keputusan akhir investasi atau final investment decision (FID) telah berhasil dicapai, dan lapangan ini akan segera digarap mulai awal 2017.
Dengan mulai digarapnya proyek ini pada tahun depan, ExxonMobil menargetkan akan selesai pada 2020 dan langsung bisa mulai memproduksi minyak bumi pada tahun yang sama. Sebenarnya jadwal ini mundur dari target awal yang rencananya bisa mulai produksi (on stream) pada 2019. (Baca: Lapangan Kedung Keris di Blok Cepu Ditargetkan Berproduksi 2019)
Saat ini, kata Erwin, pihaknya sedang mempersiapkan desain rekayasa proyek yang lebih terperinci atau Front-End Engineering Design and Detailed Design (FEED). Ini dilakukan berbarengan dengan proses pengadaan lahan dan pengadaan pipa baru untuk mengalirkan hasil produksi minyaknya menuju fasilitas produksi utama atau Central Processing Facility (CPF) Banyu Urip.
"Fasilitasnya baru mau mulai dibangun dan setelah jadi di 2020, baru mulai produksi." ujar Erwin saat dihubungi Katadata, Jumat (8/12).
Erwin menjelaskan setelah pembangunan fasilitas produksi ini selesai, ExxonMobil baru akan mengajukan rencana kerja dan anggaran (work program and budget/WP&B) kepada Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas). Makanya dia belum bisa menyebutkan berapa besar produksinya.
Dalam WP&B ini akan dicantumkan berapa target produksi yang akan dilakukan oleh Exxon. Dia menjelaskan, sesuai dengan PoD yang telah disetujui, fasilitas produksi yang akan dibangun di Lapangan Kedung Keris memiliki kapasitas hingga 5.000 barel per hari (bph). (Baca: 2017, Exxon Genjot Produksi Blok Cepu Hingga 200 Ribu Barel)
Sebelumnya, Deputi Pengendalian Perencanaan SKK Migas Gunawan Sutadiwiria pernah mengatakan pihaknya hanya menyetujui pengembangan satu sumur di lapangan tersebut. Volume produksi yang disetujui dari Lapangan Kedung Keris pun cuma 3.800 bph.
Sementara itu, Vice President Exxon Mobil Cepu Limited dan Pimpinan Operasi Lapangan Banyu Urip Muhammad Nurdin menjelaskan, PoD Lapangan Kedung Keris sudah disetujui SKK Migas pada Juli 2016. Dalam PoD ini ExxonMobil masih bisa memproduksi sekitar 5.000 bph dari lapangan tersebut.
Dengan mulai berproduksinya lapangan ini, Nurdin mengklaim pemerintah akan mendapatkan pemasukan sekitar US$ 713 juta. "Kami sedang melakukan desain awal dan juga analisis mengenai dampak lingkungan (Amdal)," ujar Nurdin.
Sekadar informasi, ExxonMobil cadangan minyak di Lapangan Kedung Keris berhasil ditemukan pada 2011. Lapangan ini merupakan bagian dari Wilayah Kerja Cepu, yang berlokasi di Desa Sukoharjo, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur. Letaknya 14 kilometer dari Lapangan Banyu Urip, yang ditemukan lebih dulu pada 2001.
Berdasarkan data ExxonMobil, pengeboran sumur Kedung Keris dilakukan di daratan hingga kedalaman 7.032 kaki atau 2.143 meter. Sumur ini bersinggungan dengan lapisan minyak setebal 561 kaki atau 171 meter di zona karbonat sasaran. (Baca: Kementerian ESDM Kaji Insentif Perpanjangan Kontrak Blok Cepu)
Untuk mendukung kegiatan operasional di Lapangan Kedung Keris, ExxonMobil perlu membangun jalur pipa tambahan sepanjang 15 kilometer menuju CPF Banyu Urip, dengan total investasi sekitar US$ 100 juta. Lapangan Kedung Keris memiliki cadangan minyak yang dapat diproduksi sekitar 9 juta barel.