Sri Mulyani: Ekonomi Tumbuh, Indonesia Jadi Pasar Narkoba

Arief Kamaludin|KATADATA
Menteri Keuangan Sri Mulyani bersama Kepala BNN Budi Waseso.
18/11/2016, 18.40 WIB

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati khawatir, konsumsi narkotika dan obat-obatan terlarang (narkoba) meningkat seiring dengan pertumbuhan ekonomi. Sebab, pertumbuhan ekonomi menambah jumlah masyarakat kelas menengah sehingga menjadi pasar narkoba yang empuk.

Ia menyoroti perkembangan pasar narkoba di Tanah Air yang tak juga surut. Hal itu terlihat dari penindakan yang dilakukan oleh Direktorat Jenderal Bea dan Cukai. Hingga November ini, Ditjen Bea dan Cukai telah mengamankan 1 ton narkoba dari total 223 kasus. Angka ini meningkat pesat dari perolehan tahun 2015 yakni 599,7 kilogram narkoba dari 176 kasus, serta 2014 yakni 316 kilogram narkoba dari 219 kasus.

"Ini ancaman nyata mengingat kita terus menjadi pasar dari narkoba," kata Sri saat konferensi pers pencegahan penyelundupan narkoba yang dilakukan oleh Direktorat Jenderal Bea Cukai, Badan Narkotika Nasional (BNN), serta Tentara Nasional Indonesia (TNI) di Gedung BNN, Jakarta, Jumat (18/11).

Ia pun menegaskan, Ditjen Bea dan Cukai sebagai unit di bawah Kemenkeu akan terus menjalin sinergi terutama dengan BNN dalam melakukan penindakan. Hal ini penting untuk membentengi Indonesia dari penyelundupan narkoba. "Ini fungsi yang harus dilakukan selain Bea Cukai meningkatkan penerimaan negara," ujarnya.

(Baca juga: Di Forum Dunia, Sri Mulyani Jamin Tax Amnesty Bebas Dana Ilegal)

Halaman: