PT Pertamina Internasional Eskplorasi dan Produksi (PIEP) mencatat peningkatan produksi migas dari aset blok luar negeri yang dimiliki Pertamina. Peningkatan ini berasal dari produksi di Irak, Malaysia, dan Aljazair.

Presiden Direktur PIEP Slamet Riadhy mengatakan sejak Januari hingga Agustus 2016, produksi dari tiga negara itu mencapai 120.600  barel setara minyak per hari (boepd). Jumlah tersebut terdiri dari produksi minyak sebesar 85.870 barel per hari (bph) dan gas 201.100 ribu kaki kubik per hari (mcsfd). (Baca: Pertamina Ajukan Proposal Blok East Kalimantan Sebelum Awal Oktober).

Jika dilihat dari produksi harian saat ini, produksi PIEP mencapai 140.000 boepd. "Kami proyeksikan akhir tahun produksi di atas 125.000 boepd. Minimal kami punya pencapaian 20 persen di atas target," kata dia di Gedung Pertamina, Jakarta, Jumat, 16 September 2016. 

Capaian tersebut meningkat sekitar 14,91 persen dari target Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) PIEP Tahun 2016 sebesar 104.950 boepd. Produksi ini juga lebih besar dari realisasi tahun 2015 sebesar 114.200 boepd.

Dari 120.600 boepd tersebut, wilayah Kerja Irak menyumbang bagi produksi PIEP yang terbesar yakni 43.700 boepd. Irak bisa menyumbang terbesar karena ada peningkatan produksi 6.090 boepd melalui keberhasilan program injeksi air.

Untuk unit bisnis PIEP di Irak, Pertamina mendirikan anak usaha Pertamina Irak Exploration and Production (PIREP) dengan satu lapangan bernama TSC W.Qurna. Operator di Irak adalah Exxon Mobil. Cadangan minyaknya setara lima kali cadangan terambil di Indonesia atau sebesar 16 miliar barel minyak. PIEP memiliki hal kelola sebesar 10 persen di Irak.

Kemudian di Aljazair, kata Slamet, PIEP berhasil memproduksi 41.130 boepd. Ini karena ada penambahan 6.320 boepd akibat perbaikan di Lapangan MLN yang telah selesai. Selain itu karena ada proses pemulihan lapangan yang sempat berhenti produksi di Aljazair.

Pertamina memiliki tiga lapangan migas di Aljazair. Di tiga lapangan tersebut, PIEP menjadi operator dengan hak kelola 65 persen di Lapangan MLN, lalu 16,9 persen di lapangan EMK, dan 3,73 persen di lapangan OHD.  (Baca: Produksi Minyak Pertamina Hulu Energi Masih di Bawah Target).

Mitra PIEP di Aljazair adalah Sonatrach, Talisman dan Repsol, Anadarko, Cepsa, Maersk, dan Eni. "Per 22 Juli 2016 sudah resmi merah putih berkibar secara legal di padang pasir.  "Tadinya masih ConocoPhilips Algeria, tapi karena pemerintah Aljazair menyetujui pengalihan nama ini ke Indoneisa," kata dia. 

Sementara di wilayah kerja di Malaysia produksinya sebesar 35.770 boepd. Penyebabnya ada penambahan produksi di wilayah kerja di Malaysia dari lapangan South Acis, Permas dan Blok K hyang disebabkan efek positif dari injeksi air dan gas. 

Pertamina mendirikan anak usaha Pertamina Malaysia Eksplorasi dan produksi (PMEP). Di Malaysia terdapat enam kontrak PSC di wilayah kerja lepas pantai (offshore) di Sabah dan Sarawak. Operator di Blok tersebut adalah Murphy dan Shell. Di Malaysia, PIEP memiliki hak kelola 24 persen di blok K dan Blok H, 18 persen di Blok SK309 dan SK311, dan 25,5 persen di Blok SK314A.

Sementara itu produksi minyak siap jual (lifting) dalam delapan bulan terakhir mencapai  7,89 juta barel dengan total 20 kali pengapalan minyak. Rinciannya, 19 pengapalan dengan volume 5,94 juta barel (75 persen dari total volume minyak) masuk ke kilang Balikpapan, Cilacap, dan Balongan. Sedangkan untuk hasil lifting dari Irak dibawa ke Crude Procesing Deal (CPD).

Slamet menargetkan akhir tahun ini bisa melakukan lifting 16-17 juta barel. Adapun untuk hasil produksi gas dipakai juga untuk kebutuhan operasional seperti melakukan injeksi untuk pengangkatan minyak ke permukaan. (Baca: Pertamina Akan Bor Sumur Migas Nonkonvensional Pertama di Indonesia).

Hingga Agustus lalu, PIEP telah mengebor satu sumur eksplorasi, 12 sumur pengembangan, dan 76 sumur kerja ulang untuk seluruh aset di luar negeri. Targetnya, hingga akhir tahun, pengeboran bisa bertambah menjadi 16 sumur dan pengerjaan ulang sumur (workover) menjadi 91 sumur.