Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menargetkan akan ada empat proyek lapangan migas yang akan berproduksi pada tahun 2017. Empat proyek ini akan menyumbang produksi minyak 6.180 barel per hari (bph) dan 316 juta kaki kubik per hari (mmscfd) gas.
Kepala SKK Migas Amien Sunaryadi mengatakan empat proyek ini adalah Madura BD, Cikarang Tegal Pacing, Jangkrik, dan Jangkrik NE. "Kami harapkan semua proyek ini bisa beroperasi tepat waktu," kata dia saat rapat dengan Komisi VII DPR RI, di Jakarta, Senin (5/9).
Proyek Madura BD ditargetkan dapat mulai beroperasi pada kuartal I tahun depan. Lapangan migas ini dioperatori oleh Husky Oil. Saat mulai berproduksi, lapangan ini akan menghasilkan minyak 5.980 bph dan gas 100 mmscfd. (Baca: Proyek Gas MDA-MBH di Blok Madura Bisa Produksi Akhir 2018)
Selain Lapangan Madura BD, Lapangan Cikarang Tegal Pacing juga dijadwalkan beroperasi pada kuartal I-2017. Blok yang dioperatori PT Pertamina EP ini terletak di Bekasi, Jawa Barat. Cikarang Tegal Pacing tidak menghasilkan minyak, tapi memproduksi gas sebesar 14 mmscfd.
Sementara dua proyek migas lainnya, yakni Lapangan Jangkrik dan Jangkrik NE ditargetkan akan beroperasi di kuartal III tahun depan. Kedua lapangan migas ini dioperatori oleh ENI Muara Bakau.
Lapangan Jangkrik akan memproduksi minyak sebesar 200 bph dan gas sebesar 142 mmcsfd. Sementara produksi awal Lapangan Jangkrik NE akan memproduksi gas alam sebanyak 60 mmscfd. Kami harapkan bisa membantu produksi migas nasional pada tahun depan,” ujar Amien.
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengusulkan lifting atau produksi siap jual minyak untuk 2017 sebesar 780.000 bph. Angka ini lebih rendah dari target tahun ini yang mencapai 820.000 bph. Sedangkan lifting gas diprediksi tetap, sebesar 1.150 barel setara minyak per hari (BOEPD). (Baca: Lifting Minyak 2017 Diusulkan Naik dari Target Awal)
Ada tiga faktor yang menyebabkan lifting minyak tahun depan menurun. Ketiga faktor tersebut adalah kondisi lapangan yang makin tua, harga minyak dunia yang masih rendah, serta ada beberapa blok yang masa kontraknya berakhir, seperti Sanga-Sanga dan Blok Mahakam.
Selain berharap keempat proyek tersebut beroperasi tepat waktu, SKK Migas memiliki beberapa upaya agar target lifting minyak dan gas bumi bisa tercapai. Salah satunya dengan menjalankan program kerja utama hulu migas seperti 300 hingga 450 pengeboran sumur pengembangan, 800-1000 kerja ulang sumur, dan lebih 30.000 kegiatan pemeliharaan sumur. (Baca: Dalam 6 Bulan, Realisasi Pengeboran Sumur Migas Minim)
Kemudian penerapan teknologi tepat guna dan melanjutkan pemantauan respons tekanan dan produksi dari injeksi air. Ini akan dilakukan untuk Lapangan Minas, Balam South, Bekasap, Zamrud, Rantau, Tanjung, Jirak, dan lain-lain, dalam proses menuju Full-Scale EOR (Enhanced Oil Recovery).