Hasil produksi gas dari Lapangan Bangka, Blok Rapak, akan mulai mengalir pada akhir bulan ini. Gas dari lapangan yang merupakan bagian proyek Indonesian Deepwater Development (IDD) ini akan dialokasikan untuk industri di Kalimantan, terutama yang terletak di Kota Bontang, Kalimantan Timur.
Deputi Pengendalian Operasi Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Muliawan mengatakan, Lapangan Bangka masih tahap produksi awal. “Gasnya akan mengalir ke Bontang. Kan ada industri juga,” kata dia di Jakarta, Senin (23/8). (Baca: Merayakan Hari Kemerdekaan, Proyek IDD Bangka Berproduksi)
Lapangan yang dioperatori oleh Chevron Indonesia ini resmi berproduksi pertama kali pada 17 Agustus lalu. Masa produksi tersebut mundur dari target awal, yakni Juni atau Juli lalu. Penyebabnya adalah teknis persiapan produksi yang belum rampung sehingga jadwal proyek tersebut tertunda.
Saat ini masih satu sumur yang berproduksi yakni sumur Bangka-6. Chevron sedang menyelesaikan pekerjaan pada sumur Bangka-7. Rencananya sumur ini akan menyusul untuk berproduksi pada bulan depan.
Muliawan mengatakan, Lapangan Bangka baru bisa mulai berproduksi secara penuh pada September mendatang. Puncak produksinya bisa mencapai 30 juta kaki kubik (mmscfd) gas dan minyak 1.007 barel per hari.
Dalam rancangannya, fasilitas Proyek Bangka memiliki kapasitas produksi gas alam sebesar 115 juta kaki kubik per hari (mmscfd). Adapun kapasitas produksi kondensat mencapai 4.000 barel per hari.
Dikutip dari situs resmi Chevron, Proyek Bangka ini akan terkoneksi ke fasilitas produksi terapung (FPU). Menurut informasi yang diperoleh Katadata, sebanyak 50 mmdcfd gas dari lapangan itu akan mengalir ke kilang di Bontang, Kalimantan Timur.
Selain untuk industri, Wakil Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) M.I. Zikrullah pernah mengatakan, Pertamina akan membeli dua kargo gas dari Lapangan Bangka pada tahun ini. “Perjanjian kontraknya masih dalam tahap penyelesaian,” kata dia kepada Katadata di Kementerian ESDM, Jakarta, Kamis (11/8). (Baca: SKK Migas: Pertamina Akan Beli Dua Kargo Gas Lapangan Bangka)
Tapi, hingga saat ini Senior Vice President Policy, Government and Public Affairs Chevron Yanto Sianipar belum menanggapi mengenai alokasi gas dari Lapangan Bangka. Chevron Indonesia Company memegang porsi kepemilikan 62 persen pada proyek tersebut.
Selain Lapangan Bangka, Chevron memiliki lapangan gas yang akan dikembangkan dalam proyek IDD yakni Gendalo dan Gehem. Kepemilikan pada dua lapangan ini sekitar 63 persen. Namun, hingga saat ini kedua lapangan tersebut belum dikerjakan. (Baca: Chevron Tak Bisa Pakai Investment Credit untuk Proyek IDD)
Untuk memulai produksi di dua lapangan ini, Chevron masih menunggu keputusan pemerintah terkait revisi proposal PoD. Revisi proposal PoD ini dilakukan karena ada perubahan nilai investasi dalam proyek tersebut.