SKK Migas: Pertamina Akan Beli Dua Kargo Gas Lapangan Bangka

Arief Kamaludin|KATADATA
SKK Migas
11/8/2016, 11.06 WIB

Produksi gas dari Lapangan Bangka di Blok Rapat sudah mengantongi komitmen dari calon pembeli. Salah satu calon pembelinya adalah PT Pertamina (Persero).

Wakil Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) M.I. Zikrullah mengatakan, Pertamina akan membeli dua kargo gas dari Lapangan Bangka pada tahun ini. “Perjanjian kontraknya masih dalam tahap penyelesaian,” kata dia kepada Katadata di Kementerian ESDM, Jakarta, Kamis (11/8).

Menurut dia, Pertamina hanya membeli dua kargo gas karena Lapangan ini baru berproduksi. Sementara puncak produksinya diperkirakan akan terjadi mulai 2017. (Baca: Chevron Jajaki Penjualan Gas Lapangan Bangka ke Pertamina)

Selain itu, penyaluran gasnya masih belum pasti akan menggunakan pipa atau berbentuk gas alam cair (LNG). Alokasi jenis gas tersebut harus menunggu keputusan dari Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).

Jika gas itu untuk LNG maka akan diolah melalui Kilang Bontang. Sementara kalau gas pipa maka tergantung kebutuhan gas di Kalimantan Timur. Jika ada permintaan maka akan lebih diutamakan dibandingkan Pertamina.

“Dua pekan lalu sudah dipastikan bahwa kebutuhan gas untuk Kalimantan Timur sampai 2017 masih cukup dari eksisting kontrak. Kira-kira baru 2018 untuk Kalimantan Timur,” kata Zikrullah. Informasi yang diperoleh Katadata, nantinya sebanyak 50 juta kaki kubik (mmscfd) gas dari lapangan itu akan mengalir ke Kilang di Bontang. (Baca: Serapan Gas untuk Domestik Masih di Bawah Nilai Kontrak)

Manajemen Pertamina belum berkomentar mengenai proses jual-beli tersebut. Hingga berita ditulis, Vice President Corporate Communication Pertamina Wianda Pusponegoro belum merespons pesan yang disampaikan Katadata melalui aplikasi WhatsApp

Di sisi lain, Deputi Pengendalian Operasi SKK Migas Muliawan menargetkan proyek ini bisa berproduksi paling lambat bulan ini. “Mudah-mudahan akhir Agustus,” ujarnya kepada Katadata, beberapa hari lalu. 

Proyek ini termasuk salah satu proyek laut dalam atau Indonesia Deepwater Development (IDD) yang dikelola Chevron Indonesia Company. Saat ini Chevron masih menyelesaikan konstruksi untuk fasilitas produksi dalam proyek tersebut.

Dalam rancangannya, fasilitas ini memiliki kapasitas produksi gas alam sebesar 115 juta kaki kubik per hari (mmscfd) dan 4.000 barel kondensat per hari. Dikutip dari situs resmi Chevron, proyek Bangka ini akan terkoneksi ke fasilitas produksi terapung (FPU). (Baca: Proyek Bangka Chevron Mulai Produksi Akhir Bulan Ini)

Chevron Indonesia Company memegang porsi kepemilikan 62 persen pada proyek tersebut. Setelah keputusan akhir investasi pada semester II-2014, hingga kini Chevron telah mengebor dua sumur pengembangan pada proyek migas laut dalam itu.