Chevron Jajaki Penjualan Gas Lapangan Bangka ke Pertamina
KATADATA - Chevron Indonesia akan mulai mengoperasikan Lapangan Bangka di Blok Rapak pada pertengahan tahun ini. Namun, hingga saat ini Chevron masih berupaya mencari calon pembeli gas dari salah satu proyek laut dalam atau Indonesia Deepwater Development (IDD) tersebut . Salah satu calon pembeli yang didekati adalah PT Pertamina (Persero).
Sampe L. Purba, seorang pejabat Divisi Komersial Gas Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), mengatakan Chevron dan Pertamina memang sedang menegosiasikan transaksi jual-beli gas dari Lapangan Bangka. Namun, volume yang akan dialokasikan untuk Pertamina belum ditentukan.
Di sisi lain, SKK Migas bersama Direktorat Jenderal Migas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) juga tengah membahas berbagai aspek yang terkait dengan Lapangan Bangka. "Seperti cadangan, profil produsi, jadwal proyek dan rencana pemanfaatan dan aspek komersial lainnya,” kata Sampe kepada Katadata, Jumat (11/3).
(Baca: Tahun Ini 13 Proyek Migas Mulai Beroperasi)
Namun, Vice President Corporate Communication Pertamina Wianda Pusponegoro mengaku belum mengetahui proses negosiasi jual-beli gas Lapangan Bangka. “Nanti saya cek dulu,” ujar dia. Sementara manajemen Chevron sampai saat ini belum bisa dimintai konfirmasinya. Vice President Policy Government and Public Affair Chevron Indonesia Yanto Sianipar tidak menjawab panggilan telepon dari Katadata.
Kepala Bagian Humas SKK Migas Elan Biantoro mengatakan, sampai saat ini belum tercapai kesepakatan awal atau head of agreement (HoA) penjualan gas Lapangan Bangka. Namun, sudah ada penentuan alokasi gas untuk dalam negeri atau ekspor. Hasil produksi gas dari lapangan itu akan diolah di Kilang Bontang, Kalimantan Timur. Setelah itu, pemasarannya bekerjasama dengan East Kalimantan Gas Marketing.
Selain diekspor, gas hasil produksi Lapangan Bangka bisa digunakan untuk kebutuhan dalam negeri. Tapi porsi untuk dalam negeri ini tidak mayoritas. Alasannya, sampai saat ini infrastruktur untuk menyalurkan gas belum memadai. “Kalau pembelinya di Kalimantan bisa melalui pipa, tapi untuk konsumen di Jawa dan Sumatera harus memakai gas alam cair atau Liquefied Natural Gas (LNG). Fasilitas LNG masih rendah,” ujar Elan.
(Baca: Lapangan Bangka IDD Milik Chevron Diperkirakan Berproduksi Juni)
Sekadar informasi, lapangan yang berada di Blok Rapak ini memiliki potensi produksi gas sekitar 100 juta kaki kubik (mmscfd). Chevron selaku operator mengempit saham di wilayah laut dalam tersebut sekitar 62 persen. Dikutip dari situs Chevron, proyek Bangka ini nantinya akan terkoneksi ke fasilitas produksi terapung (FPU). Dalam rancangannya, fasilitas ini berkapasitas produksi 115 juta kaki kubik gas alam dan 4.000 barel kondensat per hari. Sebelumnya, Chevron sudah mengebor dua sumur pengembangan di proyek tersebut pada semester kedua 2014, pasca mengantongi keputusan investasi final (FID).
Selain Lapangan Bangka, Chevron memiliki lapangan gas yang akan dikembangkan dalam proyek IDD, yakni Gendalo dan Gehem. Kepemilikan Chevron sekitar 63 persen saham. Untuk memulai produksi di dua lapangan ini, Chevron masih menunggu revisi proposal rencana pengembangan (PoD). Sebab, ada perubahan nilai investasi dalam proyek tersebut.
(Baca: Harga Minyak Anjlok, Chevron Tunda Dua Lapangan Proyek IDD)