Selain pengeboran sumur, rendahnya harga minyak dunia juga membuat beberapa kegiatan di hulu migas masih di bawah target. Untuk program survei seismik misalnya, sampai saat ini baru ada dua kegiatan. Padahal, targetnya bisa 33 kegiatan. (Baca: 10 Tahun Terakhir, Cuma 3 Blok Eksplorasi yang Bisa Berproduksi)

Selain itu, program survei non-seismik baru ada empat kegiatan dari target tahun ini sebanyak 13 kegiatan. Adapun program Re-Entry Sumur Eksplorasi belum ada kegiatan sama sekali. Seharusnya tahun ini bisa mencapai 12 kegiatan.

Program Kerja Ulang juga masih di bawah target yakni hanya 491 kegiatan. Padahal, sepanjang tahun ini diharapkan bisa 1.413 kegiatan. Untuk Program Perawatan Sumur kegiatan baru mencapai 11.952 kegiatan. Jumlahnya baru sekitar seperempat dari target tahun ini sebanyak 35.751 kegiatan.

Taslim khawatir, jika kondisi ini terus berlarut-larut dan tanpa penanganan maka dapat mempengaruhi produksi.

Alhasil, produksi migas kian menurun. Padahal, di sisi lain konsumsi masyarakat terus meningkat. “Kalau tidak ada breakthrough (terobosan), maka kita menunggu waktu saja,” ujar dia. (Baca: Pemerintah Akan Berikan Lima Insentif untuk Industri Hulu Migas)

Untuk itu, dia berharap ada langkah dari pemerintah khususnya Menteri Keuangan. Kebijakan dan insentif dari Menteri Keuangan diharapkan bisa membantu kegiatan usaha hulu migas. “Kami bersyukur bahwa Menteri Koordinator Bidang Perekonomian sudah bersedia jadi tuan rumah sektor migas ini,” ujar Taslim.

Halaman: