PT Nusantara Regas mengaku telah bisa mengembalikan modal dari pemegang sahamnya. Perusahaan ini mampu mengembalikan modal tersebut dalam waktu 3,5 tahun.
Direktur Utama Nusantara Regas Tammy Meidharma Sumarna mengatakan pengembalian modal pemegang saham bisa terlihat dari jumlah dividen yang disetorkan perusahaan. Dalam 3,5 tahun jumlah dividen yang dibayarkan Nusantara Regas telah melebihi modal yang disetor pemegang saham.
Saham Nusantara Regas dimiliki oleh PT Pertamina (Persero) sebesar 60 persen dan PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk. sebesar 40 persen. Kedua perusahaan migas negara ini menyetorkan modalnya senilai US$ 145 juta. (Baca: Harga Gas Mahal, Industri Sulit Bersaing)
Hingga 2014, total dividen yang dibayarkan Nusantara Regas kepada Pertamina dan PGN mencapai US$ 124 juta. Dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Nusantara Regas pada 9 Mei lalu disepakati seluruh laba bersih 2015 dibayarkan untuk dividen.
“Jadi sebenarnya yang kami setor sudah hampir US$ 200 juta,” kata Tammy seperti dikutip dalam publikasi resmi Pertamina, Senin (23/5). (Baca: Terancam Defisit, Pertamina Mulai Impor LNG)
Keberhasilan kinerja keuangan Nusantara Regas bisa dicapai berkat efisiensi yang dilakukan perusahaan. Perolehan laba bersih perseroan cukup baik meski kinerja operasionalnya kurang baik. Menurut Tammy, selama ini penggunaan kapasitas terpasang (utilisasi) Nusantara Regas baru terpakai 60 persen.
Tammy berharap pada kuartal III tahun ini utilisasinya bisa meningkat lebih tinggi. Saat ini PT Pertamina Gas (Pertagas) sedang membangun pipa dari Muara Karang ke Tegalgede (melalui Muara Tawar). Setelah pipa ini selesai Nusantara Regas akan memasok gas yang akan dialirkan untuk pembangkit PLN di Muara Tawar. (Baca: Fasilitas Gas FSRU Lampung Siap Dukung Megaproyek Listrik Jokowi)
Dengan begitu, jumlah gas yang dijual untuk keperluan PLN akan meningkat. Dengan adanya pipa tersebut, diharapkan Nusantara Regas juga bisa masuk ke industri melalui Pertagas dan Pertaniaga Gas untuk menjual kebutuhan energi, terutama gas ke industri.
Tammy cukup optimistis proyek-proyek dan bisnis Nusantara Regas bisa berjalan lebih baik lagi ke depannya. Kebutuhan gas untuk listrik akan terus meningkat. Apalagi sekitar 13 gigawatt (GW) dari proyek 35 GW menggunakan gas.
Peluang Nusantara Regas terbuka, mengingat 60 persen pembangkit gas yang akan dibangun berada di pulau Jawa dan yang terbesar di Jakarta. Selama ini bisnis Nusantara Regas masih fokus memasok kebutuhan gas Jawa bagian barat. (Baca: PLN Ubah Syarat, Pertamina Ancam Mundur dari Proyek Listrik Jawa 1)
Dalam proyek 35 GW, PLN akan membangun dua pembangkit di Muara Karang, Jakarta, dengan kapasitas masing-masing 400 megawatt (MW). Gas yang dibutuhkan untuk memasok dua pembangkit ini mencapai 8 kargo atau sekitar 40-80 juta kaki kubik per hari (mmscfd).
Sekadar informasi, Nusantara Regas didirikan pada 14 April 2010 dan mulai beroperasi pada pertengahan 2012. Lingkup bisnisnya adalah penyimpanan gas alam cair (LNG) dan regasifikasi, termasuk fasilitas transportasi gas dan infrastruktur terkait lainnya.