ExxonMobil Cepu Limited terus berupaya meningkatkan produksi minyak di Blok Cepu tahun ini. Operator blok migas tersebut menargetkan produksinya akan mencapai kapasitas penuh mulai bulan ini.

Vice President Public and Government Affairs ExxonMobil Cepu Limited Erwin Maryoto mengatakan sejak sejak awal Maret lalu produksi Blok Cepu sudah 170 ribu barel per hari. Angka produksi ini sebenarnya sudah berada di atas target. (Baca: Puncak Produksi Blok Cepu Terlampaui)

Dalam rencana pengembangan lapangan (Plan of Development / PoD) Lapangan Banyu Urip, produksi puncaknya tahun ini hanya 165 ribu barel per hari. Target ini setara dengan 20 persen total target produksi minyak nasional tahun ini.    

Meski sudah melampaui target, ExxonMobil tetap ingin kembali meningkatkan produksinya hingga kapasitas maksimal. “Secara bertahap produksinya akan ditingkatkan ke 185 ribu barel per hari di bulan Mei,” ujarnya kepada Katadata, Senin (3/5).

Kapasitas maksimal yang bisa diproduksi pada fasilitas produksi utama (central production facilities / CPF) Lapangan Banyu Urip sebenarnya mampu mencapai 185 ribu barel per hari. Namun, proyek ini belum sepenuhnya rampung. (Baca: BPK Telusuri Potensi Kerugian Negara Penjualan Minyak Blok Cepu)

Hingga bulan lalu, perkembangan pembangunan proyek ini sudah mencapai 98 persen. Rencananya proyek Banyu Urip baru akan selesai pengerjaannya pada pertengahan tahun ini. Namun, hal ini tidak lantas membuat kontraktor Blok Cepu menunda produksinya.

Meski fasilitas produksi belum sepenuhnya rampung, ExxonMobil tetap menggenjot produksinya hingga batas maksimal. Makanya penjualan minyak hasil produksi (lifting) juga dipercepat. Hingga akhir bulan lalu, “sudah dilakukan lebih dari 50 kali lifting dari FSO Gagak Rimang,” ujarnya.

Direktur Utama PT Pertamina EP Cepu Adriansyah mengatakan minyak yang diproduksi dari kepala sumur di Lapangan Banyu Urip akan dikirim ke CPF. Fasilitas produksi ini memisahkan kandungan air dan kandungan unsur lainnya yang tidak diinginkan. (Baca: Kinerja Kontraktor Membaik, Lifting Minyak Telah Lewati Target)

Setelah itu minyaknya akan dikirim ke penampungan di FSO Gagak Rimang untuk dijual. “Normalnya proses lifting di FSO Gagak Rimang dilakukan tiga sampai empat hari sekali,” ujarnya. Namun, karena produksinya saat ini cukup tinggi, lifting bisa dilakukan kurang dari tiga hari sekali.

Keberhasilan Blok Cepu meningkatkan produksi di tengah kondisi harga minyak dunia yang sedang rendah saat ini pun mendapat perhatian dari Presiden Joko Widodo. Bahkan, Jokowi pun rencananya akan menghadiri perayaan puncak produksi produksi Blok Cepu pada pertengahan bulan ini. (Baca: SKK Migas Sebut Jokowi Akan Rayakan Puncak Produksi Blok Cepu)