KATADATA - Rencana PT Pertamina meluncurkan Bahan Bakar Minyak (BBM) baru jenis solar masih terkendala berbagai hal. Salah satu kendala yang dihadapi adalah merek dagang yang digunakan Pertamina untuk jenis solar barunya tersebut, yaitu Solarlite. Penggunaan nama itu ternyata mendapat sandungan karena telah digunakan oleh produk lain.
Vice President Fuel Retail & Marketing Pertamina Afandi mengatakan proses peluncuran produk Bahan Bakar Minyak baru ini masih pada pendaftaran merek dagang. Dalam proses tersebut diketahui bahwa nama Solarlite sudah ada yang memiliki. Untuk itu Pertamina sedang mencari nama baru untuk produk tersebut. Sayangnya Afandi enggan menyebut nama baru yang disiapkan Pertamina. (Baca: Lima Tahun Lagi Pertamina Akan Hapus Premium).
Senada dengan Afandi, Vice President Corporate Communication Pertamina Wianda Pusponegoro juga mengatakan, Pertamina tidak mungkin menggunakan nama yang sama dengan produk lain untuk biodiesel jenis baru ini. Ini dilakukan untuk menghindari perkara hukum. “Karena sudah ada nama atap yang menggunakan merek dagang Solarlite,” ujar dia saat dihubungi oleh Katadata, Rabu, 2 Maret 2016.
Selain merek dagang, Pertamina juga memiliki kendala lain untuk meluncurkan produk tersebut. Pertamina sampai saat ini masih melakukan finalisasi terhadap spesifikasi produk dan harga resmi produk tersebut. Setelah semua permasalahan tersebut selesai, produk ini akan dibawa ke Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral untuk meminta izin peluncuran ke publik. (Baca: Konsumen Premium dan Pertamax Beralih ke Pertalite).
Mengenai harga produk, menurut Wianda itu sepenuhnya hak perusahaan. Pertamina juga tidak wajib untuk membuka formula harga dari produk baru tersebut. Keterbukaan formula harga, menurut dia hanya berlaku untuk BBM jenis Premium dan solar subsidi. Sementara untuk produk ini merupakan produk nonsubsidi. “Bila produk dagang dan nonsubsidi setiap badan usaha harus punya formula margin yang dapat dilindungi, karena badan usaha lain juga sama,” ujar dia.
Meski tidak ada kewajiban untuk membuka formula harga, Wianda yakin tidak akan ada pemburu rente dalam penjualan produk itu. Adanya produk BBM jenis baru malah bisa menguntungkan masyarakat karena memberikan pilihan baru. Saat ini ada tiga jenis solar yang dijual Pertamina. Pertama solar subsidi harganya Rp 5.650 per liter. Kedua ada solar nonsubsidi harganya Rp 7.550 per liter. Ada juga Pertamina Dex (Pertadex) yang harganya mencapai Rp 8.800 per liter. “Silakan masyarakat yang memutuskan mana solar yang sesuai spesifikasi mobilnya. Tidak ada paksaan,” kata dia. (Baca: Tanpa Acuan, Solarlite Berpotensi Munculkan Pemburu Rente).
Peluncuran produk baru ini juga mendapat sorotan dari mantan anggota tim reformasi tata kelola minyak dan gas bumi, Fahmi Radi. Kemunculan Solarlite diduga akan memunculkan pemburu rente. Alasannya bahan bakar mesin diesel ini tidak memiliki perbandingan atau acuan harga di pasar internasional. Bilangan cetane untuk produk ini mencapai 51, sedangkan Solar bersubsidi 46-48 dan Pertamina Dex berbilangan cetane 53. Cetane adalah ukuran tingkat kepekaan terhadap pembakaran. Harganya pun tentu di atas Solar bersubsidi, tapi di bawah Pertamina Dex. “Untuk mencegah permainan mafia migas, Pertamina harus transparan dalam menetapkan harga jual Solarlite,” katanya kepada Katadata.