Alumni ITB Ragukan Kajian Poten and Partner Soal Blok Masela

KATADATA
tambang minyak lepas pantai
Penulis: Arnold Sirait
22/12/2015, 18.22 WIB

Sementara jika dibangun di darat, dia menganggap proyek tersebut dapat menyerap dan membuka lapangan pekerjaan lebih banyak. Dia sependapat dengan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Rizal Ramli yang mengusulkan agar pengembangan Blok Masela menggunakan skema pembangunan kilang di darat (onshore). (Baca: Bantah Rizal Ramli soal Blok Masela, SKK Migas: FLNG Lebih Unggul)

Skema onshore dianggap lebih aman dibandingkan FLNG. "Karena pekerjanya juga tinggal di sekitarnya. Beda dengan laut yang dua minggu sekali ganti kru kapal, dan itu memakan biaya juga," ujar dia.

Yoga juga berharap dalam membuat keputusan mengenai Blok Masela, pemerintah harus tetap melihat kepentingan nasional. Terutama perekonomian di wilayah Indonesia bagian timur yang menjadi lokasi lapangan Abadi. Dia tidak ingin sumber gas yang berasal dari Blok Masela hanya diekspor. Sehingga dapat merugikan negara.     

Pemerintah pun tidak perlu khawatir dengan mengubah skema pengembangan di darat, akan membuat proyek tersebut molor. "Natuna saja udah delay (tertunda) 40 tahun. Kalau misalnya untuk kepentingan rakyat, tidak apa-apa," ujar dia. (Baca: Gas dari Blok Masela Diprioritaskan untuk Dalam Negeri)

Sementara anggota Fortuga Ronnie Higuchie mengatakan skema FLNG memiliki risiko yang besar. Untuk itu tidak ada perusahaan asuransi yang mau menanggung. “Kalau gagal tanggung masing-masing,” ujarnya. 

Halaman:
Reporter: Anggita Rezki Amelia