KATADATA - PT Pertamina (Persero) melalui afiliasinya Joint Operating Body (JOB) Pertamina–Petrochina Salawati mulai mengaktifkan kembali lapangan TBA Blok Salawati Kepala Burung, Papua Barat. Lapangan TBA#4 dan TBA#3 sebelumnya ditutup sementara pada 4 Juni 2010 karena kontrak sewa fasilitas produksi, penyimpanan, dan pengangkutan terapung floating production storage and offloading (FPSO) sudah berakhir.
Vice President Corporate Communication Pertamina Wianda Pusponegoro mengatakan meski sudah lama berhenti, Pertamina menganggap lapangan TBA masih ekonomis untuk diproduksikan. Setelah melalui proses pengadaan dan persiapan operasi meliputi instalasi/hook-up FPSO dan beberapa perizinan, dua sumur tersebut bisa kembali dioperasikan 21 Oktober lalu.
Setelah dioperasikan kembali, produksi dua sumur ini mampu melebihi target yang diharapkan. Pertamina menargetkan produksi rata-rata harian untuk bulan pertama 1.450 barel per hari, realisasinya ternyata jauh melampaui target tersebut.
Produksi minyak di TBA#4 mencapai 2.414 barel per hari, sedangkan produksi gas di TBA#3 mencapai 2,85 juta kaki kubik per hari (mmscfd). Kedua sumur tersebut merupakan sumur pengembangan lepas pantai dan berada kurang lebih 45 kilometer sebelah barat daya dari pantai di pulau Salawati.
Menurut Wianda, berproduksinya dua sumur yang telah lima tahun berhenti ini merupakan bagian dari upaya optimalisasi produksi untuk memperbaiki dan meningkatkan kinerja bisnis perusahaan. "Sekaligus pembuktian akan kemampuan sumber daya lokal dalam penanganan kegiatan operasi produksi migas di lepas pantai," ujar Wianda yang dikutip dalam keterangan resminya, Jumat (13/11).
Sebagai informasi, FPSO Brotojoyo yang digunakan pada kedua sumur tersebut mampu menampung produksi minyak mentah sekitar 450.000 barel. Kapal ini juga telah dilengkapi dengan kompresor untuk membantu pengangkatan produksi minyak dari sumur. Kedua sumur di lapangan TBA ini merupakan sumur pengembangan lepas pantai dan berada sekitar 45 kilometer sebelah Barat Daya dari pantai pulau Salawati.