KATADATA - PT Pertamina (Persero) akan segera merampungkan kerjasama program Refinery Development Masterplan Program (RDMP) atau peningkatan kapasitas (upgrading) Kilang Cilacap, Jawa Tengah, dengan Saudi Aramco. Perjanjian final (Head of Agreement / HoA) kerjasama dua perusahaan minyak dan gas bumi berbeda negara ini diharapkan bisa diteken akhir Oktober nanti.
“Saat ini sedang finalisasi,” kata Direktur Pengolahan Pertamina Rahmad Hardadi dalam konferensi pers kinerja triwulan III-2015 Pertamina di Jakarta, Kamis (22/10/2015).
Ia mengungkapkan, Pertamina dan Saudi Aramco telah menuntaskan pembahasan pembagian saham untuk proyek RDMP Kilang Cilacap pada Rabu lalu (21/10). Pertamina akan mengantongi sekitar 60-65 persen saham di proyek itu. “(Kepemilikan Pertamina) tidak lebih kecil dari 55 persen. Sisanya Saudi Aramco,” imbuh Rahmad.
Kilang Cilacap merupakan bagian dari empat kilang minyak milik Pertamina yang masuk dalam program RDMP. Untuk masa pengerjaannya, Kilang Cilacap dan Balikpapan termasuk fase pertama yaitu mulai tahun 2018 hingga 2022. Sedangkan Kilang Balongan dan Kilang Dumai termasuk dalam fase kedua pengerjaan mulai tahun 2012 hingga rampung pada 2025.
Demi meningkatkan kapasitas produksi Kilang Cilacap dan Kilang Balikpapan, menurut Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto, pihaknya menggelontorkan dana masing-masing sebesar US$ 5 miliar. “Mudah-mudahan kami bisa segera running (mulai) proyeknya. Diharapkan bisa selesai proyeknya lima tahun ke depan,” katanya di tempat yang sama.
Kalau proyek RDMP tersebut rampung, kapasitas produksi Kilang Cilacap akan meningkat dari 300 ribu barel menjadi 370 ribu barel minyak per hari. Sedangkan kapasitas Kilang Balikpapan akan bertambah dari 260 ribu barel menjadi 300 ribu barel per hari. Untuk peningkatan kapasitas kilang di Balikpapan, Pertamina menggandeng perusahaan asal Jepang, JX Nippon Oil & Energy Corporation. Porsi kepemilikan sahamnya adalah Pertamina 70 persen dan JX Nippon 30 persen.
Seperti diketahui, Pertamina meneken nota kesepahaman (memorandum of understanding/MoU) dengan tiga perusahaan asing untuk mengerjakan peningkatan kapasitas produksi kilang. Perinciannya, Saudi Aramco menggarap proyek kilang Dumai, Cilacap, dan Balongan sedangkan JX Nippon mengembangkan kilang Balikpapan. Total nilai proyek peningkatan kapasitas kilang ini ditaksir mencapai US$ 25 miliar. Dengan begitu, kapasitas produksi semua kilang Pertamina bisa meningkat dari 850 ribu barel menjadi sekitar 1,5 juta barel minyak per hari dalam lima tahun ke depan.