Tingkatkan Cadangan Minyak, Pemerintah Akan Batasi Harga BBM

KATADATA
pemerintah berencana menambah cadangan Premium menjadi sekitar 25 hari, dari saat ini yang hanya 18 ? 20 hari
Penulis: Safrezi Fitra
16/1/2015, 18.23 WIB

KATADATA ? Pemerintah berencana membatasi harga bahan bakar minyak (BBM) pada level tertentu, meski harga minyak dunia terus turun. Alasannya, pemerintah ingin memanfaatkan momentum penurunan harga minyak untuk meningkatkan stok cadangan BBM nasional.

Dengan harga minyak yang murah, pemerintah bisa mengimpor minyak lebih banyak, untuk meningkatkan ketahanan energi nasional. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Sofyan Djalil mengatakan pemerintah berencana menambah cadangan Premium menjadi sekitar 25 hari, dari saat ini yang hanya 18 ? 20 hari.

Sofyan beranggapan Indonesia saat ini masih belum memiliki cadangan minyak bumi dalam jumlah memadai. Dengan kondisi ini, dikhawatirkan stok BBM akan cepat terkuras apabila harganya terus menurun, akibat konsumsi yang melonjak.

?Kalau di Amerika Serikat (AS), mereka sudah memiliki stok cadangan nasional, bahkan semenjak dalam bentuk crude (minyak mentah),? ujar Sofyan di Kantornya, Jakarta, Jumat (16/1).

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengatakan salah satu cara memanfaatkan momentum penurunan harga minyak ini adalah dengan menetapkan batas harga BBM. Jika harga BBM di bawah harga yang ditetapkan tersebut, maka akan ada margin keuntungan yang bisa didapat.

Dia mencontohkan harga Premium dibatasi sampai Rp 6.500 per liter. Ketika harga minyak dunia mengalami penurunan, pemerintah tidak otomatis akan menurunkan harga. Selisih keuntungan yang didapat akan dimasukkan ke kas negara, untuk membiayai pembangunan kilang cadangan atau tangki timbun.

Langkah tersebut sangat penting, mengingat konsumsi BBM terus meningkat. Melebihi harapan Sofyan, Sudirman menginginkan stok BBM ditingkatkan sampai 30 hari. Ini juga untuk mengantisipasi jika harga minyak dunia kembali naik.

Untuk merealisasikan hal ini, pemerintah sedang melakukan kajian bersama PT Pertamina (Persero). Pertamina bisa saja menggunakan tangki milik Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang tidak terpakai untuk meningkatkan stok BBM, atau bisa saja membangun kilang atau tangki timbun.

Mengenai besaran investasinya, pemerintah masih melakukan pembicaraan dengan Pertamina. Dia berharap dalam satu bulan ke depan sudah ada roadmap (peta jalan) rencana tersebut, termasuk angka pasti mengenai besaran investasi yang dibutuhkan. Sudirman menyebut untuk menambah satu hari stok BBM, dibutuhkan dana sebesar Rp 1,2 triliun.

"Pertamina sedang hitung investasi, mau diberapa titik, berapa modal kerja," kata Sudirman di Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (16/1). 

Reporter: Arnold Sirait, Ameidyo Daud Nasution