Pemberantasan Mafia Migas, Petral Harus Transparan

KATADATA | Arief Kamaludin
Penulis: Safrezi Fitra
18/11/2014, 11.46 WIB

KATADATA ? Ketua Tim Reformasi Tata Kelola Minyak dan Gas Bumi Faisal Basri berharap agar Pertamina Energy Trading Limited (Petral) lebih transparan. Selama ini menurut dia Petral sangat tertutup, terutama mengenai lelang minyak.

Dalam proses lelang, Faisal menduga ada semacam rekayasa. Pemenang lelang adalah perusahaan yang dimiliki oleh orang yang sama, walaupun jumlah peserta lelang ada puluhan. 

"Itu yang harus dibuka. Sehingga saya tahu yang tender siapa saja," katanya di Jakarta, Senin (17/11).

Menurut Faisal, dengan adanya keterbukaan tersebut akan tertutup celah adanya moral hazard dalam sektor migas. Dengan demikian, praktik mafia migas bisa lebih mudah diberantas.

Dia juga berharap selama enam bulan masa tugasnya, Tim Reformasi Tata Kelola Migas dapat memberikan rekomendasi untuk mengatasi beberapa masalah migas. Terlebih lagi untuk mengatasi masalah mafia migas.

Menurut dia, pemberantasan mafia migas bisa dimulai dari pembenahan kelembagaan dan penguatan institusi. Dia ingin mengubah institusi ekonomi dan politik yang ekslusif (exclusive economic and political institutions) menjadi institusi ekonomi dan politik yang inklusif (inclusive political and economic institutions).

Institusi politik dan ekonomi yang eksklusif dinilai bisa memudahkan elit-elit untuk merampok kekayaan negara atas ongkos rakyat dalam bentuk rente ekonomi. "Yang menimbulkan kerugian negara yang amat besar," ujarnya.

Selain upaya memberantas mafia migas, kata Faisal, tim ini akan memberikan rekomendasi tentang bagaimana mengelola sektor migas. Tujuannya, agar sektor migas bisa memberi kemakmuran sebesar-besarnya untuk rakyat, membuat industri makin kokoh, dan impor turunan migas bisa ditekan.
 

Reporter: Arnold Sirait