KATADATA ? Kilang gas alam (liquified natural gas/LNG) Bontang terancam tidak bisa berproduksi. Penyebabnya, kapasitas penyimpanan kilang tersebut sudah hampir penuh karena tidak mampu menampung produksi gas dari KKKS yang memasok ke kilang tersebut.
Namun di sisi lain, hasil produksi dari tersebut sulit dijual, baik ke pasar domestik maupun ke luar negeri. Guna mengatasi persoalan ini, Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) akan diminta mengurangi produksi gasnya.
Deputi Pengendalian Komersial Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Widhyawan Prawiraatmadja belum bisa mengatakan bahwa kapasitas Kilang Bontang sudah penuh. Namun, jika dalam waktu dekat PT Pertamina (Persero) belum mendapatkan pembeli hasil produksi kilang tersebut, bisa dipastikan kapasitas penyimpanannya penuh.
Kapasitas penyimpanan Kilang Bontang hanya 4-5 kargo. Sementara produksi gas dari Blok Mahakam jauh lebih besar dari yang direncanakan tahun ini. Di sisi lain, tidak ada penambahan penjualan hasil produksi dari kilang tersebut.
Menurut Widhyawan, sangat sulit untuk menjual hasil produksi gas di dalam negeri. Penyebab utamanya adalah minimnya infrastruktur untuk menyalurkan gas tersebut.
?PGN (PT Perusahaan Gas Negara Tbk) saja, yang seharusnya mengambil 5 kargo dari Bontang, hanya bisa ambil 1 kargo,? ujar Widhyawan kepada Katadata, Senin (22/9).
Makanya, salah satu solusinya adalah mengekspor hasil produksi gas ke luar negeri, dengan mencari pembeli di pasar spot. Masalahnya, ini juga menimbulkan persoalan lain karena banyak pihak yang menentang jika hasil gas dalam negeri diekspor. Alasannya, banyak daerah di Indonesia yang kesulitan mendapat pasokan gas.
Widhyawan mengatakan, jika belum bisa mendapat pembeli dan kapasitas penyimpanan sudah penuh, maka terpaksa harus dilakukan pengurangan produksi. Nantinya SKK Migas akan meminta perusahaan Kontraktor Kontrak Kerjasama (KKKS) untuk mengurangi produksinya.
?Kalau tidak dikurangi, bagaimana lagi?? ujar dia.