Kemenkeu: Kenaikan Harga BBM Perlu Bertahap

Donang Wahyu|KATADATA
KATADATA | Arief Kamaludin
Penulis:
Editor: Arsip
3/4/2014, 00.00 WIB

Besarnya subsidi bahan bakar minyak (BBM) akan selalu menjadi sandera bagi pemerintah yang akan datang. Kepala Ekonom Samuel Sekuritas Lana Soelistianingsih pesimistis kenaikan harga BBM akan dilakukan tahun ini. "Kenaikan harga BBM diperkirakan dilakukan pada 2015," ujar Lana saat dihubungi Katadata, 2 April 2014.

Berdasarkan data PT Pertamina, realisasi penyaluran BBM bersubsidi hingga 28 Februari 2014 mencapai 7,26 juta kl atau sekitar 15 persen dari kuota tahun 2014 sebanyak 47,36 juta kl. Realisasi itu terdiri atas 4,6 juta kl premium dan 2,48 juta kl solar. Konsumsi premium naik 0,6 persen dibandingkan realisasi pada periode yang sama tahun lalu. Konsumsi solar naik 2,24 persen.

Lana mengatakan dengan konsumsi BBM per akhir Februari saja sebesar 15 persen dari total kuota, memang dikhawatirkan jika tak ada kenaikan harga BBM bersubsidi akan melebihi kuota sehingga subsidi BBM yang dibayar pemerintah makin membengkak. Namun ia meragukan apakah pemerintah berani menaikkan harga BBM di tahun politik. "Potensi APBN akan membengkak pasti ada," tuturnya.

Pengendalian konsumsi BBM akan menjadi jalan satu-satunya untuk menyelamatkan APBN. Konsumsi BBM harus direm dengan berbagai cara pengendalian. Masyarakat harus diberi edukasi bahwa BBM bukan barang murah lagi. Kebijakan menaikkan harga BBM bersubsidi memang rentan protes, tetapi pengendalian konsumsi BBM tidak dilakukan pemerintah saat ini. "Kalau begini salah siapa?" kata Lana.

Halaman:
Reporter: Nur Farida Ahniar