Pemerintah memastikan pengerjaan proyek kereta api cepat Jakarta Bandung bakal terus berlanjut di tengah pandemi virus corona. Presiden Joko Widodo bahkan meminta megaproyek ini diintegrasikan hingga Surabaya, Jawa Timur.
Hal tersebut sebagaimana disampaikan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto usai rapat terbatas melalui konferensi video, Jumat (29/5). "Terkait program Kereta Cepat Jakarta-Bandung, arahan Bapak Presiden ini dilanjutkan. Artinya perencanaannya dari Jakarta-Bandung, Bandung-Surabaya," kata Airlangga.
Rencana ekspansi jalur kereta cepat tersebut dilakukan agar proyek lebih ekonomis. Jokowi juga mengusulkan agar konsorsium pelaksana proyek ditambahkan oleh pihak dari Jepang.
(Baca: Ragam Skenario New Normal Disiapkan, dari BUMN hingga Pengelola Mal)
Saat ini, proyek kereta cepat Jakarta Bandung dikerjakan oleh PT Kereta Cepat China-Indonesia. Perusahaan itu merupakan patungan dari konsorsium Indonesia, PT Pilar Sinergi BUMN, dan konsorsium Tiongkok.
PT Pilar Energi Indonesia terdiri dari empat BUMN, yakni PT KAI (Persero), PT Wijaya Karya (Persero) Tbk, PTPN VIII (Persero), dan PT Jasa Marga (Persero) Tbk. Sementara, konsosrium Tiongkok terdiri dari China Railway International Co Ltd, China Railway Group Limited, Sinohydro Corporation Limited, CRRC Corporation Limited, dan China Railway Signal and Communication Corp.
Airlangga mengatakan, permintaan Jokowi tersebut akan segera ditindaklanjuti oleh Menteri BUMN Erick Thohir. "Oleh Menteri BUMN akan dikaji, baik itu mengenai anggota konsorsium juga mengenai rute dan total project," kata Airlangga.
(Baca: Ragam Skenario New Normal Disiapkan, dari BUMN hingga Pengelola Mal)
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan sebelumnya mengatakan, penyelesaian proyek kereta cepat Jakarta-bandung akan molor dari target awal, yakni akhir 2021. Pasalnya, megaproyek tersebut harus tertunda karena pandemi corona.
"Kereta api cepat Jakarta-Bandung itu perlu di-reschedule karena kan itu berhenti sekarang. Enggak banyak kegiatan, pastilah tertunda," katanya melalui konfrensi video di Jakarta, Selasa (14/4/2020).
Meski demikian, Luhut masih menghitung berapa kerugian biaya akibat penundaan megaproyek kereta cepat Jakarta-Bandung. Alasannya, pemerintah masih fokus menangani corona di dalam negeri. "Overall cost-nya kami masih hitung akibat dari tertundanya proyek ini," kata dia.