Jumlah Dokter Paru Terbatas, Pemerintah Fokus Pencegahan Corona

ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi/foc.
Seorang petugas medis memeriksa pasien anak di IGD salah satu Rumah Sakit di Mataram, NTB, Rabu (3/6/2020).
Penulis: Dimas Jarot Bayu
10/6/2020, 17.45 WIB

Selain itu, Indonesia harus menggunakan pendekatan keilmuan di bidang kesehatan masyarakat, epidemiologi, dan teknologi dalam menghadapi pandemi corona. “Semuanya kami rangkum dalam satu sistem,” ujar Doni.

Lebih lanjut, dia menilai koordinasi dari tingkat pusat sampai RT/RW perlu diperkuat. Seluruh upaya tersebut akan mengubah perilaku masyarakat dalam mencegah corona.

(Baca: Gugus Tugas Jelaskan Alasan Jumlah Tes Corona Masih Naik Turun)

Dengan memaksimalkan upaya pencegahan, kapasitas rumah sakit dan tenaga kesehatan yang terbatas dapat diprioritaskan untuk orang-orang yang sakit berat dan kritis. Hingga Maret lalu, rasio tempat tidur rumah sakit di Indonesia 1,17 per 1.000 penduduk. Artinya, Indonesia hanya memiliki satu tempat tidur rumah sakit per 1.000 penduduk. Perhatikan grafik dalam Databoks berikut ini:

Sementara itu, masyarakat lainnya dapat tetap sehat dan terhindar dari corona. “Tahapan-tahapannya harus kita lakukan secara hati-hati. Setiap rapat kabinet terbatas, Bapak Presiden selalu menekankan kehati-hatian,” kata Doni.

Halaman:
Reporter: Dimas Jarot Bayu