Harga Minyak Naik Seiring Pembatasan Pasokan dan Pelonggaran Lockdown

ANTARA FOTO/Aswaddy Hamid
Ilustrasi kilang minyak. Harga minyak mentah dunia terus beranjak naik seiring kepatuhan yang meningkat negara OPEC+ terhadap kesepakatan pemangkasan produksi dan pembukaan lockdown.
23/6/2020, 09.23 WIB

Harga minyak dunia naik hingga lebih dari 2% pada perdagangan Senin (22/6) di tengah ketatnya pasokan dari produsen utama dan pelonggaran kebijakan karantina wilayah atau lockdown di berbagai negara.

Mengutip data Bloomberg, harga minyak pagi ini melanjutkan kenaikannya, terutama pada minyak jenis West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak pengiriman Agustus 2020 sebesar 1,79% menjadi US$ 40,46 per barel. Sedangkan minyak jenis Brent untuk pengiriman yang sama turun 1,49% ke US$ 42,44 per barel.

"Pembukaan lockdown di AS dan negara-negara di seluruh dunia turut membantu mendongkrak harga minyak," kata Gene McGillian, wakil presiden riset pasar di Tradition Energy, seperti dikutip Reuter, Selasa (23/6).

McGillan menambahkan bahwa hal ini terjadi di tengah kekhawatiran peningkatan penyebaran Covid-19, namun sepertinya pasar menunjukkan optimisme bahwa keadaan akan kembali normal.

(Baca: Gelombang Kedua Corona Ancam Permintaan, Harga Minyak Naik Tipis)

Sementara itu aktivitas pengeboran di AS dan Kanada yang terus turun, terlihat dari penggunaan rig pengeboran yang anjlok hingga ke level terendah pada pekan lalu, turut mendorong harga minyak.

Seiring pelonggaran lockdown, harga minyak Brent maupun WTI sempat melonjak hingga 9% pada pekan lalu. Hal ini didukung oleh pemulihan permintaan bahan bakar karena pelonggaran lockdown membuat kegiatan ekonomi kembali menggeliat.

Selain itu, prospek kepatuhan yang lebih tinggi dari negara-negara OPEC dan sekutunya, atau lebih dikenal dengan OPEC+, dalam menjalani kesepakatan pemangkasan produksi, juga turut menopang harga.

Meski begitu, OPEC+ belum memutuskan apakah akan memperpanjang pemangkasan produksi yang saat ini disepakati sebesar 9,7 juta barel per hari (bph), hingga akhir Agustus 2020.

(Baca: Imbas Pandemi, Target Produksi Migas Tahun Depan 1,7 Juta Barel)

Reporter: Verda Nano Setiawan